Presiden Jokowi: Hati-hati membuat status di media sosial

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Presiden Jokowi: Hati-hati membuat status di media sosial
“Hati-hati kalau membuat status, apakah menyinggung orang lain, apakah bisa menyebabkan sakit hatinya orang lain, itu harus dihitung.”

JAKARTA, Indonesia — Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap seorang wanita bernama Sri Rahayu (32), warga Cipendawa, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada akhir pekan lalu. Sri ditangkap karena dianggap telah menyebarkan kebencian dan menghina Presiden Joko “Jokowi” Widodo melalui akun Facebooknya.

“Tersangka mendistribusikan foto-foto dan tulisan dengan konten penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Brigadir Jenderal Fadil Imran , Minggu 6 Agustus 2017.

Sri bukan orang pertama yang berurusan dengan hukum karena menghina Presiden Jokowi. Sebelumnya ada Veronica Koman Liau yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena menghina Presiden Jokowi pada Mei 2017.

Selain itu polisi juga menangkap seorang pria bernama Ropi Yatsma (35 tahun) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada 27 Februari 2017. Ropi diduga telah menghina Presiden Jokowi dengan menyebarkan meme hasil editan aplikasi pengolah foto.

Polisi memang cukup tegas menindak pelaku penyebar kebencian atau penghinaan terhadap Presiden Jokowi. Meski begitu, kasus-kasus baru terus bermunculan. Lalu  bagaimana dengan reaksi Jokowi sendiri?

Saat menghadiri acara Pembukaan Pasanggiri Nasional Tingkat Remaja Perguruan Pencak Silat Nasional (Persinas) ASAD 2017 di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Presiden meminta agar masyarakat bijak menggunakan media sosial.

“Hati-hati kalau membuat status, apakah menyinggung orang lain, apakah bisa menyebabkan sakit hatinya orang lain, itu harus dihitung,” kata Presiden Jokowi di sela acara tersebut, Selasa 8 Agustus 2017.

Presiden mengatakan tidak semestinya media sosial dijadikan tempat untuk saling mencela dan menyebarkan kebencian. “Apalagi niatnya langsung ingin mencela, ingin mencemooh, menjelekkan orang lain,” kata Jokowi. “Selalu saya ingatkan kita ini saudara.”

Presiden memprediksi, dalam lima tahun ke depan, telepon genggam, tablet atau pun gawai akan semakin mendominasi kehidupan. “Semuanya hanya pegang satu, sebuah benda yang namanya smartphone, handphone, gadget, gawai. Pegangnya hanya itu,” kata Presiden.

Karena itu Presiden mewanti-wanti agar jangan sampai telepon genggam atau gadget justru membuat karakter anak-anak muda Indonesia terintervensi oleh karakter-karakter yang tidak baik. “Kita waspadai, jangan sampai anak-anak kita terintervensi oleh karakter tidak baik,” katanya. —Rappler.com 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!