Teater Koma bersiap mementaskan lakon ‘Warisan’

Tiara A. Tobing

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Teater Koma bersiap mementaskan lakon ‘Warisan’
Pertunjukan ke-149 Teater Koma yang tidak hanya menceritakan kisah cinta, namun menceritakan pula kondisi politik yang terjadi saat ini

JAKARTA, Indonesia —Tak terasa 40 tahun sudah Teater Koma hadir mewarnai panggung seni teater di Indonesia. Tahun ini, untuk merayakan hari jadinya, Teater Koma didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan sebuah lakon berjudul Warisan.

Karya dari N. Riantiarno ini dapat kita saksikan mulai tanggal 10 sampai 20 Agustus di Gedung Kesenian Jakarta.

“Sudah 90%, tinggal menunggu finishing-finishing dari pada set-set panggung dan properti sama artistik segala macam. Tapi yang lain-lain, latihan, segala rutin kita udah latihan,” tutur Ratna Riantiarno, selaku pimpinan produksi Warisan saat gelaran press conference di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, Rabu, 26 Juli.

Kata Ratna, kendala yang dirasakan dalam produksi kali ini adalah jadwal latihan yang kebetulan bertepatan dengan bulan puasa dan sempat terhenti karena hari raya Idul Fitri.

TEATER KOMA. N. Riantiarno (sutradara) dan Ratna Riantiarno (pimpinan produksi) Teater Koma di gelaran press conference lakon 'Warisan', Rabu, 26 Juli. Foto oleh Image Dynamics

Pertunjukan ini nantinya akan bercerita mengenai sebuah panti jompo yang dulunya merupakan kebanggan kota. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi dari panti ini berangsur-angsur berubah. Panti mulai dibagi menjadi dua, yaitu untuk orang kaya dan untuk orang miskin.

Di dalam naskah ini, kita dapat menemukan banyak cerita, yakni, percintaan, persahabatan, hingga diskusi politik yang membahas, “Apakah warisan negara hanya korupsi dan utang? Semakin lama, biaya hidup di panti menjadi semakin tinggi, masih adakah tempat bagi mereka yang tidak mampu membayar?”

Melihat sekilas dari sinopsis yang dipaparkan di atas, apakah ada cerita ini berhubungan dengan kondisi politik saat ini? Sang penulis naskah sendiri membenarkan bahwa cerita ini memiliki hubungan dengan kondisi politik yang sedang terjadi di sekitar.

“Meskipun kita tidak ngomong orang, atau segala macam. Tapi, kalau kita lihat produksi ini sama juga seperti produksi yang lalu. Kita mengembara sampai Semarang, kemudian Jogja, kemudian Bandung,” ucap N. Riantarno.

Bakti Budaya Djarum Foundation juga berpartisipasi dalam program apresiasi seni pertunjukan Teater Koma. “Kita mengundang sebanyak 200  orang yang terpilih, pelajar, mahasiswa, guru-guru, terus perwakilan dari komunitas teater yang ada di Jakarta. Sebenarnya tidak hanya di Jakarta, tapi kalau ada di Jakarta dan mereka menghubungi Teater Koma dan ada transport-nya sendiri, maka untuk tiket pertunjukannya akan kita masukan dalam program apresiasi tersebut,” ujar Renitasari Adrian, program director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Hal ini dilakukan karena masih banyak pelajar maupun pengajar yang tertarik untuk melihat pertunjukan dari Teater Koma namun terhalang oleh keterbatasan biaya.

Produksi ke-149 Teater Koma, Warisan, akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta setiap harinya mulai dari tanggal 10 hingga 20 Agustus pada pukul 19:30 WIB kecuali hari Minggu dan saat hari libur nasional.

Pertunjukan dimulai pukul 13:30 WIB. Tiket sudah mulai bisa didapatkan dimulai dari harga Rp 80 ribu hingga Rp 400 ribu di website Teater Koma. —Rappler.com  

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!