Pilkada Pati: Dari melawan kotak kosong hingga merebaknya politik uang

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pilkada Pati: Dari melawan kotak kosong hingga merebaknya politik uang
Dari total 1.034.256 pemilih di Pati, 324.219 di antaranya memilih golput

PATI, Indonesia — Ketika sebagian masyarakat Indonesia bersuka cita merayakan pesta demokrasi empat tahunan pada 15 Februari, dinamika politik di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, justru memunculkan fenomena unik.

Pasalnya pasangan calon (paslon) petahana Haryanto-Saiful Arifin harus melawan kotak kosong karena tidak ada paslon lain yang bersedia melawannya.

Hasilnya, pasangan yang diusung koalisi PDIP, Partai Gerindra, Golkar, Partai Demokrat, PKB, PKS, Hanura serta PPP itu pun unggul telak dalam hasil rekapitulasi suara sementara yang dilakukan KPU Pati.

Ketua KPU Pati Muhammad Nasich menyebut Haryanto-Saiful memperoleh suara sebanyak 457.770 (74,27 persen) sedangkan kotak kosong mendapat suara 158.595 (25,73 persen).

“Kami baru menggelar pleno untuk menetapkan hasil final suara Pilkada Pati pada 23 Februari nanti,” kata Nasich, di kantornya, Kamis 16 Februari. “Kami belum mengumumkannya secara resmi. Masih dihitung terus.” 

Seorang warga Pati dari Kecamatan Kecamatan Kayen yang berada di pinggiran Pati, Siti Qamariah, mengatakan dirinya kecewa karena tidak ada warga Pati yang maju untuk melawan duet Haryanto-Saiful.

Padahal dia berharap bisa memilih calon lain. Ia enggan mencoblos Haryanto-Saiful karena kecewa dengan apa yang telah dilakukan petahana selama memimpin Pati satu periode. 

Haryanto dan Saiful, menurutnya, tidak pernah memperhatikan daerah yang berada di pinggiran Pati. “Lha wong di sini saja jalannya ndak pernah diperbaiki kok,” kata Siti Qomariyah kepada Rappler, Kamis 16 Februari 2017.

Siti Qomariah pun memilih untuk tidak memilih. Dan ia tak sendiri. Dari total 1.034.256 pemilih di Pati, sebanyak 324.219 di antaranya memilih golput. Hanya 695.486 orang yang memakai hak pilihnya, 523.482 di antaranya memilih petahana.

Juru Bicara Tim Sukses Haryanto-Saiful Arifin, Joni Kurnianto, mengklaim berdasarkan hitung-hitungan mereka, ada suara yang tidak sah sebanyak 14.551‎ lembar. “Tapi memang di beberapa TPS, perolehan suara kotak kosong ternyata menang melawan kami,” akunya.

Di lain pihak, Ketua Bawaslu Jateng Abhan Misbah menyoroti banyaknya temuan politik uang yang merebak saat menjelang coblosan. “Ada puluhan kasus politik uang yang terjadi di sana, untuk nominalnya bervariasi mulai Rp 15 ribu sampai Rp 50 ribu,” kata Abhan.

Dua daerah belum serahkan rekapitulasi suara

Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono mengatakan dirinya sangat mengapresiasi kesiapsiagaan para personelnya bersama TNI yang berjibaku mengamankan distribusi logistik saat Pilkada berlangsung. 

Ia menganggap Pati merupakan medan berat untuk menggelar Pilkada. Selain diterjang banjir bandang, areal yang terjal di pelosok desa harus membuat polisi dan tentara turun langsung membantu warga.

“Terima kasih buat rekan-rekan dari TNI yang sangat membantu warga mengamankan distribusi kotak suara ke tiap TPS. Selain itu juga saat mengirim kapal karet untuk menyeberangkan warga ke TPS yang kebanjiran,” tuturnya.

Ketua KPU Jateng, Joko Purnomo, menambahkan saat ini penghitungan suara di Pati telah selesai. Pihaknya tinggal menunggu rekapitulasi yang dilakukan dua daerah lainnya yakni Kabupaten Brebes dan Cilacap. 

“Dari tujuh daerah peserta Pilkada tahun ini, tinggal Brebes dan Cilacap yang belum menyerahkan hasil suaranya. Kita tunggu sambil mengamankan distribusi kertas suaranya. Tahun ini kita memasang target pelibatan warga 78 persen dan semoga saja tercapai,” tukasnya. —Rappler.com

  

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!