Indonesia siapkan Rp 75 miliar mengantisipasi kemarau

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia siapkan Rp 75 miliar mengantisipasi kemarau

EPA

Kekeringan paling banyak terjadi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, dan Bali.

JAKARTA, Indonesia — Pemerintah Indonesia mulai mempersiapkan program-program serta dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi kekeringan selama musim kemarau ini.

Kemarau dan El Nino datang lagi dan keduanya selalu membawa kekeringan. Panen gagal, masyarakat kekurangan air, dan kebakaran marak terjadi.

Untuk mengantisipasi kekeringan tahun ini, Presiden Joko “Jokowi” Widodo memerintahkan jajaran pemerintahannya untuk mengantisipasi masa ini.

Menurut anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki, Jokowi sudah meminta laporan terkini pada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tentang El Nino serta dampaknya di Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sudah diarahkan untuk melakukan antisipasi.

BNPB mencatat sedikitnya 102 kabupaten mengalami kekeringan akibat musim kemarau.

“Saat ini, kekeringan telah melanda 16 provinsi, yang meliputi 102 kabupaten-kota dan 721 kecamatan di Indonesia hingga akhir Juli 2015,” kata Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jumat, 31 Juli, pada media.

Kekeringan paling banyak terjadi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, dan Bali. 

Untuk itu, BNPB sudah menyiapkan dana sebesar Rp 75 miliar untuk mencukupi persediaan dan perbaikan infrastruktur.

“Untuk mengatasi kekeringan jangka pendek, BNPB menyediakan Rp 75 miliar yang sebagian besar digunakan untuk membantu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dalam menangani darurat kekeringan,” kata Sutopo.

Dana tersebut akan digunakan untuk distribusi air bersih, perbaikan pipa saluran air, dan pembangunan bak penampungan air di daerah.

Akibat musim kemarau, kebakaran hutan juga menjadi perhatian pemerintah.

Beberapa tahun terakhir, kebakaran hutan selalu terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

“Presiden meminta kalau ada titik api yang kecil, harus segera dipadamkan. Tidak boleh menunggu api membesar yang bisa mengakibatkan bencana,” kata Teten.

“Presiden tidak ingin mendengar tahun depan ada kebakaran hutan/lahan lagi.”

Selain BNPB, presiden juga mengarahkan menteri-menterinya untuk bersiap menyambut musim kemarau.

Menteri Koordinator Perekonomian diarahkan untuk melakukan langkah penyelamatan bagi petani yang gagal panen akibat kekeringan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog) diminta melaksanakan operasi pasar untuk mengantisipasi kenaikan harga akibat kelangkaan pangan.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan diminta mengantisipasi angin kencang yang dapat membahayakan nelayan yang melaut.

Terakhir, Menteri Dalam Negeri diperintahkan berkoordinasi dengan gubernur untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam upaya meminimalisasi dampak El Nino yang diprediksi akan berlangsung hingga Desember 2015. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!