Inter Milan vs AS Roma: Ujian kebangkitan Inter Milan

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Inter Milan vs AS Roma: Ujian kebangkitan Inter Milan
Inter Milan harus membuktikan bahwa mereka telah kembali sebagai tim unggulan. Melawan Roma adalah ujian ketiga mereka setelah Juventus dan AC Milan


JAKARTA, Indonesia – Sepanjang empat musim sebelumnya, Inter Milan tak pernah lagi dianggap tim favorit juara. Akibatnya, Serie A hanya menjadi ajang “pacuan dua kuda” antara AS Roma dan Juventus.

Tapi, musim ini berbeda. Nerazzurri bukan lagi underdog.

Di periode kedua masa kepelatihannya di La Beneamata, Roberto Mancini mulai mencapai stabilitasnya. Inter musim ini hanya sekali kalah, melawan Fiorentina. Skornya memang telak, 1-4. Tapi, itu menjadi satu-satunya hasil buruk Nerazzurri di tangan Mancini.

Mereka menahan seri Juventus 0-0 dalam derby d’Italia dan mengalahkan AC Milan 1-0 dalam derby della Madonnina. Raihan poin mereka pun hanya berjarak 2 angka dari penguasa klasemen sementara, Roma.

Yang paling kentara dari perubahan performa Inter adalah kinerja barisan pertahanan. Rival sekota AC Milan itu menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Hanya 7 gol.

Untuk klub yang musim lalu bahkan tak masuk 5 besar, situasi tersebut sudah memberi pesan bagi lawan-lawannya: Inter telah kembali.

Pesan tersebut diperjelas Mancini seperti dikutip FourFourTwo. “Kami tidak berpikir memulai pertandingan sebagai tim underdog. Kami tahu lawan kami siapa dan kami akan memberikan segalanya,” kata Mancini.

Sayangnya, Mancini tak bisa menemani anak asuhnya saat menjamu AS Roma di Giuseppe Meazza. Mantan pelatih Manchester City itu harus absen setelah terkena kartu merah ketika mendampingi pasukannya melawan Bologna, 28 Oktober lalu. Begitu juga gelandang asal Brasil Felipe Melo. Melo mendapat kartu merah di laga yang sama.

Situasi semakin menguntungkan bagi Inter karena konsentrasi Roma terpecah. Setelah bertandang ke Milan, mereka harus menghadapi Bayern Leverkusen di Liga Champions. Selanjutnya, mereka ditunggu dalam derby Roma melawan rival klasik mereka, Lazio.

Pelatih Roma Rudi Garcia mengakui bahwa Inter di atas angin. Apalagi, Danielle De Rossi tak bisa turun karena cedera. Gelandang berdarah Indonesia Radja Nainggolan akan mengganti posisi De Rossi di sentral permainan.

Garcia mengaku sudah menyiapkan pertandingan melawan Inter sejak lama. “Setiap hari kami berlatih untuk menghadapi mereka. Melawan Inter bakal menarik. Roberto Mancini adalah pelatih cerdas,” kata Garcia

Mancini juga sudah menyiapkan pasukannya untuk menjinakkan para serigala Roma. Beberapa pemain kunci sudah masuk dalam radar. “Mereka adalah Edin Dzeko, Gervinho, dan Mohamed Salah. Jangan sampai kami memberi ruang terlalu lapang bagi mereka,” katanya

Salah satu keunggulan Roma, kata Mancini, adalah pada soliditas skuat. Pasukan Giallorossi sudah cukup lama bermain bersama. Sejumlah pemain pilar masih bertahan. Selain dua ikon klub, De Rossi dan Francesco Totti, pemain lain seperti Douglas Maicon dan Miralem Pjanic sudah lebih dari 3 musim bermain di ibu kota.

Apalagi, musim ini mereka mendapat suntikan tenaga baru dalam diri Dzeko (dipinjam dari Manchester City) dan Salah yang baru dibeli dari Chelsea.

“Tidak hanya pemain yang telah lama bermain bersama. Tapi pelatihnya juga sudah menangani klub dalam waktu yang tak singkat. Itu kekuatan mereka,” kata Mancini.

Apakah Inter akan takut dengan Roma? Mancini menggeleng. Pendekatannya pada pertandingan ini bukan dengan membebani para pemain untuk wajib menang.

“Bagaimana kami bisa takut pada pertandigan sepak bola. Kami justru bahagia bisa bermain dalam pertandingan besar dua klub raksasa Italia,” kata Mancini.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!