Indonesia negara pertama yang siap bantu Arab Saudi-Iran berdamai

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia negara pertama yang siap bantu Arab Saudi-Iran berdamai
Raja Salman menyambut baik perhatian Indonesia untuk ciptakan perdamaian kawasan

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan surat Presiden Joko “Jokowi” Widodo kepada Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al-Saud di Riyadh, pada Senin, 18 Januari.

Surat tersebut berisikan pesan perdamaian di tengah konflik Arab Saudi dan Iran. Jokowi menekankan pentingnya stabilitas dan perdamaian di kawasan, serta kesediaan Indonesia untuk membantu memperbaiki hubungan kedua negara itu.

Raja Salman dilaporkan menyambut baik perhatian yang diberikan Indonesia dan menegaskan kesiapan Arab Saudi untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara Islam, termasuk Iran, sesuai dengan prinsip saling menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing negara.

“Arab Saudi menghargai langkah Indonesia sebagai negara pertama yang menyampaikan kesiapan untuk membantu terus terciptanya perdamaian di Timur Tengah, termasuk terjalinnya kembali hubungan baik antara Arab Saudi dan Iran,” kata Retno sebagaimana dilansir situs resmi Kementerian Luar Negeri.

Sebelumnya, Retno juga sudah menyerahkan surat serupa kepada Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran pada 13 Januari lalu.

Demi mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, Retno juga telah melakukan pembicaraan dan pertemuan dengan beberapa negara di kawasan tersebut, seperti bertemu dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab pada 14 Januari dan Menteri Luar Negeri Oman hari ini.

Retno juga akan melaksanakan sejumlah pertemuan lain, di antaranya menghadiri Pertemuan Luar Biasa Para Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang akan diselenggarakan di Jeddah, Arab Saudi, pada Jumat, 21 Januari.

“Pesan perdamaian dan upaya Indonesia dijalankan sesuai dengan mandat Pembukaan UUD untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abad,” kata Retno. 

Sebelumnya, awal tahun ini, Arab Saudi telah mengeksekusi ulama Syiah Iran, Nimr al-Nimr, yang mengundang reaksi keras. 

Sekelompok demonstran Iran berunjuk rasa di depan gedung kedutaan Arab Saudi di Teheran dan melempari gedung dengan bom molotov hingga membakarnya.

Geram kedutaannya diserbu, Arab Saudi mengultimatum diplomat Iran agar angkat kaki dari negaranya. Kerajaan Saudi menegaskan tidak akan membiarkan Iran meremehkan tingkat keamanan di negaranya. 

Sejumlah negara lain di kawasan, seperti Bahrain, Sudan, dan UEA, ikut memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran. 

Peluang lebar untuk mediasi

Pengajar kajian wilayah Timur Tengah dan Islam dari Universitas Indonesia, Mohammad Riza Widyarsa menilai kendati Menlu Retno berhasil diterima dengan baik oleh Presiden Iran dan Raja Arab Saudi, tetapi masih terlalu dini untuk menduga kedua negara akan segera duduk di meja perundingan. Dia pun memprediksi Kementerian Luar Negeri juga masih menanti apa langkah yang akan ditempuh kedua negara.

“Saya yakin suatu saat akan ada mediasi di antara kedua negara itu. Tidak mungkin dua negara besar di Timur Tengah itu akan terus berselisih, hanya saja yang jadi pertanyaan kapan mediasi bisa terealisasi itu yang belum diketahui,” kata Riza ketika dihubungi Rappler pada Selasa, 19 Januari.

Lagipula dari perkembangan yang dia perhatikan, Saudi seolah-olah mengajukan syarat yang ditujukan kepada Iran jika mau berunding. Saudi mau berdialog jika Iran menghormati dan tak mencampuri urusan dalam negeri negeri mereka.

“Iran pun juga begitu, pasti akan mengajukan persyaratan yang kurang lebih sama. Jangan ikut campur dalam urusan dalam negeri mereka,” Riza menambahkan.

Tetapi, dia kembali menyarankan agar Indonesia tidak sendiri dalam mengajak kedua negara itu ke meja perundingan. Sebab, Riza melihat Saudi tengah menggalang dukungan di negara-negara Liga Arab untuk memojokkan Iran.

“Indonesia tidak bisa bekerja seorang diri, oleh sebab itu perlu mengajak negara di luar wilayah Timur Tengah yang juga memiliki hubungan baik dengan Iran dan Arab Saudi. Kalau perlu negara-negara yang mendukung kedua negara tersebut ikut diajak,” kata dia.

Namun sebelum berunding, eskalasi di antara kedua negara perlu diturunkan dulu. Seandainya Indonesia sukses membawa Iran dan Saudi ke meja perundingan, maka pengaruh Indonesia di kawasan Timur Tengah akan naik.

“Bisa dikatakan mediasi itu terjadi atas peranan dari Indonesia,” ujar Riza. – Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!