5 hal tentang penggerebekan narkoba di Berlan, Matraman, Jakarta Timur

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal tentang penggerebekan narkoba di Berlan, Matraman, Jakarta Timur

ANTARA FOTO

Berawal dari pesta sabu, di kawasan yang marak transaksi narkoba

JAKARTA, Indonesia—Setidaknya dua orang anggota kepolisian dan satu orang warga tewas pasca penggerebekan narkoba di wilayah Berlan, Matraman, Jakarta Timur pada Senin, 18 Januari.

Berikut lima hal yang perlu kamu ketahui terkait kasus tersebut:

1. Berawal dari pesta sabu

Peristiwa bermula saat tim kepolisian yang dipimpin Hariadi melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Berlan, Jakarta Timur. Dalam penyergapan tersebut, polisi mendapati tiga orang sedang pesta sabu. 

Polisi kemudian mengunci pintu rumah untuk melakukan pengamanan barang bukti, namun tiba-tiba sekelompok orang mendobrak pintu dan melakukan penyerangan dengan senjata tajam ke arah polisi.

2. Dua anggota polisi dibacok, satu tewas hanyut di Sungai Ciliwung

Dalam penyerangan tiba-tiba tersebut, setidaknya dua anggota kepolisian mengalami luka bacok yang saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Sementara satu orang anggota atas nama Bripka Taufik Hidayat ditemukan tewas pada Rabu, 20 Januari setelah menceburkan diri ke Sungai Ciliwung karena dikejar sekelompok orang bersenjata tersebut.

3. Informan warga tewas setelah dilempar ke Sungai Ciliwung

Informan bernama Japri yang berusia 40 tahun akhirnya ditemukan tewas setelah sebelumnya dilaporkan hilang.

Sebelumnya, Japri diketahui menyelamatkan diri dengan melompat ke Sungai Ciliwung saat menghindari keroyokan sekelompok orang tersebut.

4. Salah satu tersangka merupakan wanita berusia 51 tahun

Pengeroyokan polisi berlangsung setelah penggerebekan seorang terduga bandar narkoba bernama Oma Yuli, yang berusia 51 tahun.

5. Kompleks Berlan sering jadi tempat transaksi narkoba

Ketua RW 03 Kompleks Berlan, Jakarta Timur, Sumiati mengakui lingkungan tempat tinggalnya tersebut memang kerap kali menjadi lokasi transaksi narkoba.

“Di sini memang banyak orang luar, entah pemasok, pembeli, atau pasien. Mereka berdatangan dan warga juga resah gara-gara itu,” tutur Sumiati pada Kamis, 21 Januari. 

Hal tersebut tetap terjadi, meskipun ia telah melakukan pengawasan rutin dan sweeping pada pengunjung luar.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!