Indonesia populerkan gerakan ‘Less Plastic Be Fantastic’ di sidang PBB

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia populerkan gerakan ‘Less Plastic Be Fantastic’ di sidang PBB
Pemerintah Norwegia mengalokasikan dana US$ 1 juta dolar untuk penelitian dan kampanye tentang sampah lautan

JAKARTA, Indonesia – Dalam sidang ke-2 United Nations Environment Assembly (UNEA), delegasi Indonesia menyampaikan Gerakan Peduli Sampah 2020 dengan tema “Less Plastic, Be Fantastic”.  

Informasi ini menjadi bagian penting yang disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar yang hadir dalam pertemuan dengan tema “Sampah Lautan” yang diselenggarakan oleh pemerintah Norwegia, Kamis, 26 Mei, waktu setempat.  

“Kami mendorong keterlibatan masyarakat dalam gerakan peduli sampah,” kata Siti.
UNEA, atau Sidang Lingkungan PBB, merupakan forum tertinggi PBB bidang lingkungan yang berkedudukan di Nairobi, Kenya, yang merupakan peningkatan dari sebelumnya, yang bernama UNEP Governing Council.  

Sidang ke-2 UNEA dengan tema “Mencapai Dimensi Lingkungan Agenda 2030” berlangsung pada 23-27 Mei 2016 dam dibuka oleh Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan dihadiri lebih dari 1.000 peserta termasuk 120 menteri dari seluruh dunia.

Pernyataan Siti disampaikan ketika menyampaikan sambutan pembukaan pertemuan bersama Menteri Lingkungan Hidup Norwegia dan Duta Besar Chile di Nairobi. Diskusi ini menampilkan enam panelis dari kalangan pemerintah, peneliti, bisnis, dan badan PBB. 

Siti menyampaikan bahwa Indonesia sangat prihatin dengan persoalan sampah lautan, namun dihadapkan pada tantangan sebagai negara kepulauan dengan lebih 17.000 pulau dan 250 juta penduduk.  

“Situasi ini tentunya menghasilkan sampah dengan jumlah luar biasa dan melalui sistem sungai akan mencapai laut.  Namun pemerintah Indonesia menargetkan untuk mengurangi sampah sebesar 20 persen dan menangani 70 persen sampah di 380 kota dalam waktu lima tahun,” kata Siti.

Indonesia telah mencanangkan gerakan peduli sampah, dengan kegiatan antara lain penerapan plastik berbayar sejak 21 Februari 2016. Di samping itu dilakukan pula program “tanggung jawab produsen”, anugerah adipura, gerakan pembersihan pantai dan taman nasional, dan sejumlah kegiatan yang temanya berkaitan dengan penanganan sampah.  

Siti mengapresiasi partisipasi masyarakat dan organisasi masyarakat sipil dalam upaya pemberantasan sampah laut, termasuk dengan menyampaikan langsung kepada menteri melalui media sosial.

Indonesia masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. Bahkan di taman-taman nasional sudah terjadi darurat sampah plastik

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah plastik dari 100 toko, atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik dalam satu tahun.

KLHK menargetkan pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga 2019.

Jumlah sampah Indonesia pada 2019 akan mencapai 68 juta ton. Sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.

Pemerintah menargetkan pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 sebesar 25 persen.  Sebanyak 75 persen penanganan sampah akan dilakukan  dengan cara composting dan daur ulang, kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sementara itu, pemerintah Norwegia mempunyai keprihatinan yang sama terkait sampah laut, sehingga mengajukan rancangan resolusi UNEP mengenai “Sampah Laut dan Plastik-mikro” yang didukung Indonesia dan Chile, dan kemungkinan besar dapat disahkan pada UNEA-2.  

Pemerintah Norwegia memberikan dana sebesar US$ 1 juta dolar kepada UNEP untuk melanjutkan kampanye dan penelitian terkait penanganan sampah di lautan.

Indonesia serius perhatikan isu perempuan dan lingkungan

Dalam rangkaian sidang UNEA-2, pemerintah Indonesia juga menyampaikan keseriusannya menangani isu perempuan dan lingkungan. 

“Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius terhadap isu perempuan dan lingkungan. Berbagai kebijakan, program dan kegiatan terkait isu lingkungan hidup diupayakan berperspektif gender,” kata Siti.  

Hal ini disampaikan dalam Breakfast Meeting acara Network of Women Ministers and Leaders for Environment, di sela-sela rangkaian kegiatan High-level Segment of the 2nd Session of UNEA. Hadir dalam acara ini Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar dan menteri-menteri lingkungan hidup dari berbagai negara, serta pemimpin kelompok perempuan.

Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Network of Women Ministers and Leaders for the Environment (NWMLE) dan Menteri Lingkungan Hidup Uganda, H.E. Falvia Nabugere, yang menjadi tuan rumah acara ini.  

NWMLE merupakan jaringan internasional yang memperkenalkan pengelolaan lingkungan berkelanjutan responsive gender di tingkat regional dan global untuk meningkatkan keterlibatan dan representasi perempuan sebagai pengambil keputusan di semua level.

Di Indonesia terdapat kemajuan yang dicapai dalam isu gender dan lingkungan hidup dimana sejak 1976 telah banyak peningkatan rasio tingkat pendidikan perempuan dan peningkatan tenaga kerja perempuan. 

Menurut Siti, perempuan juga banyak berperan dalam forum politik dan pembangunan seperti banyaknya pemimpin perempuan yang menjadi wali kota, perempuan di parlemen, maupun perempuan sebagai pimpinan di dunia usaha.

Keberadaan perempuan di dalam kabinet Indonesia saat ini sebanyak 8 orang dari 34 menteri menunjukkan semakin berperannya perempuan sebagai pengambilan keputusan di Indonesia.  

“Hal ini merupakan kesempatan besar upaya meningkatkan responsibility gender, bukan hanya sensibility gender,” kata Siti.

Berbagai kendala dan tantangan masih dihadapi Indonesia dalam upaya perlindungan perempuan maupun anak perempuan dari masalah sosial dan keamanan. 

Siti mengajak semua negara di dunia untuk menguatkan komitmen dan implementasi terkait gender dan lingkungan melalui satu jaringan kemitraan yang baik. Komunikasi baik yang telah terjalin di dalam kemitraan ini harus terus dilanjutkan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!