3 nelayan kembali diculik oleh kelompok bersenjata di perairan Sabah

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

3 nelayan kembali diculik oleh kelompok bersenjata di perairan Sabah
Aksi penculikan terjadi usai kunjungan kerja Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Jakarta untuk membahas isu keamanan di wilayah perairan Sulu

JAKARTA, Indonesia – Komitmen ketiga negara untuk memberantas aksi pembajakan rupanya benar-benar tidak membuat ciut para pelaku. Aksi penculikan yang diduga untuk meminta uang tebusan tetap berlanjut, khususnya di wilayah perairan antara Malaysia dengan Filipina.

Pada Sabtu malam, 10 September sebanyak 3 nelayan diculik oleh kelompok bersenjata yang diduga berasal dari Filipina. Ketiga nelayan itu diyakini dibawa ke provinsi Tawi-Tawi yang ada di Filipina selatan.

Komandan Komando Keamanan Sabah Timur (ESSCOM), Abdul Bari Abdul Khalid membenarkan telah menerima laporan dari pemilik kapal penangkap ikan pada Minggu dini hari, 11 September sekitar pukul 01:59 waktu setempat.

“Saya hanya dapat membenarkan (aksi penculikan) itu. Komisioner polisi Sabah (Abdul Rashid Harun) akan memberikan rilis detail informasinya nanti,” kata Abdul Khalid ketika dihubungi media.

Menurut keterangan pemilik kapal, ketiga orang yang diculik terdiri dari 1 nahkoda dan 2 kru kapal. Pelaku disebut berjumlah tujuh orang dan langsung menodongkan senjata. Sementara, total di dalam kapal nelayan mencapai 11 orang.

Satu di antara tiga orang yang diculik diketahui merupakan warga Bajau keturunan Filipina. Dua orang lainnya belum diketahui asalnya.

Mereka dibawa dengan menggunakan kapal berwarna hijau menuju ke wilayah Filipina selatan. Sisa kru kapal lainnya tetap melanjutkan perjalanan ke area Semporna Jetty.

Insiden ini terjadi dua hari pasca ESSCOM melakukan sebuah operasi intensif di wilayah perbatasan di lima distrik di bagian timur tepi pantai. Mereka mengatakan pasukan keamanan tengah bersiaga di sepanjang wilayah perbatasan di saat militer Filipina melakukan upaya pemberantasan Abu Sayyaf di Pulau Jolo.

Penculikan juga kembali berulang usai Presiden Filipina Rodrigo Duterte melakukan kunjungan kerja di Jakarta pada tanggal 8-9 September. Salah satu isu yang dibahas oleh Duterte dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo yakni mengenai isu keamanan di wilayah peraian Sulu.

Kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut dan memberantas aksi terorisme. Duterte bahkan telah mengizinkan pasukan TNI masuk ke wilayah perairan Filipina jika terjadi kondisi darurat. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!