Ini penyebab Persib Bandung tersingkir dari Piala Presiden 2017

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ini penyebab Persib Bandung tersingkir dari Piala Presiden 2017
Empat dari enam gol yang bersarang ke gawang Persib dari sundulan.

JAKARTA, Indonesia — Salah satu favorit juara Piala Presiden 2017 tumbang di semifinal. Persib Bandung tak bisa melangkah lebih jauh lagi setelah kalah adu penalti dari Pusamania Borneo FC (PBFC), Minggu 5 Maret. 

Adu penalti dilakukan setelah agregat skor kedua tim sama kuat 3-3. Persib Bandung memang menang 2-1 di Si Jalak Harupat tapi mereka juga kalah 1-2 di kandang PBFC. 

Nahas bagi pasukan Djadjang Nurdjaman, Persib tak siap menghadapi babak adu penalti. Di depan puluhan ribu Bobotoh, mereka kalah 3-5. 

Kenapa jawara Piala Presiden 2015 itu bisa tersingkir?

Jika diperhatikan lebih detail, Persib melakukan kesalahan yang sama dalam dua laga semifinal tersebut. Mereka dua kali dibobol PBFC melalui sundulan. Dua-duanya melalui tendangan pojok. 

Namun, Djadjang tidak melihat itu sebagai sesuatu yang serius. Menurut dia, penyebab utama hasil buruk itu adalah keberuntungan. “Kami punya banyak peluang tapi banyak kena tiang. Finishing banyak tak bisa jadi gol,” ujarnya usai laga malam itu.

Persib harusnya instropeksi diri. Gol yang mereka ciptakan tak akan ada gunanya kalau lini belakang mereka rapuh. Dalam hitungan Rappler, dari enam gol yang bersarang ke gawang Persib, empat di antaranya dari sundulan. Dua dari sepakan jarak jauh.

Menariknya, empat dari enam gol tersebut berasal dari eksekusi bola mati.

Saat menang 3-1 atas Persiba di fase grup gol jarak jauh Marlon da Silva merobek gawang Maung Bandung. Kemudian, dari hasil perempat final menaklukkan 3-2 Mitra Kukar, dua gol lawan berasal dari sundulan dan eksekusi sepakan jarak jauh tendangan bebas.

Saat takluk 1-2 di Samarinda dari PBFC, mereka takluk dengan dua gol sundulan. Keduanya dari corner kick. Saat kebobolan di kandang, mereka juga menderita kebobolan karena sundulan tendangan pojok.

Situasi itu pasti diperhatikan pelatih PBFC Ricky Nelson. Dia mengetahui titik lemah Persib. Maung Bandung lemah di bola-bola atas. Keberadaan Vladimir Vujovic dan Ahmad Juprianto ternyata tak terlalu membantu meski postur mereka tinggi. Keduanya kalah cerdik dalam duel bola atas.

Antisipasi terhadap setpiece sepak pojok dan freekick memang menjadi perhatian Djadjang. Dia mengumpulkan video-video laga kemudian menganalisis proses terjadinya kebobolan. 

Antisipasi pergerakan pemain lawan harusnya menjadi perhatian dari sistem pertahanan yang dibangun tim.

Masalahnya, fakta tersebut tak menjadi pertimbangan serius Djadjang. Dia bersikeras bahwa persoalan timnya ada di lini depan. Dia menegaskan, tim justru butuh  striker untuk melapisi atau menjadi tandem dari Sergio Van Dijk yang sedang cedera.

Padahal, melihat skema-skema boal mati tim di Indonesia, kebanyakan memang mengandalkan pergerakan pemain dari lini kedua untuk menyambut umpan pojok. Bukan berduel dan berlomba siapa lebih tinggi. Tapi mencari celah untuk bisa memaksimalkan postur tinggi dan mengecoh lini belakang Maung Bandung.

“Kami butuh pemain depan. Tiga gelandang saya coret, kami tak butuh playmaker karena aturan pemain asing 2+1 membuat pilihan pemain asing terbatas. Yang kami butuhkan striker saat ini,” kata Djadjang.

Gelandang jangkung sejatinya dibutuhkan oleh Persib untuk mengantisipasi pergerakan pemain dan menambah daya antisipasi bola atas. Sebab, keberadaan dua bek sayap Persib tidaklah cukup tinggi untuk menutup alur bola. Sementara, gelandang-gelandang Persib kebanyakan berpostur kecil, sehingga kurang bisa antisipastif atas bola atas. 

Jadi, bukan hanya efektifitas lini depan. Persib harus bisa membenahi koordinasi dan komposisi pemain di lini pertahanan, untuk bisa menyelesaikan masalah antisipasi bola mati ini.

Jika tidak, mereka bisa semakin tenggelam di Liga 1 yang segera bergulir. Sebab, kelemahan utama mereka itu pasti menjadi catatan khusus lawan-lawan Maung Bandung.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!