Pemilik tengah berada di Malaysia saat gudang kembang api meledak

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pemilik tengah berada di Malaysia saat gudang kembang api meledak

ANTARA FOTO

Indra Liyono akan dimintai keterangan oleh polisi mengenai sistem keamanan di gudang tersebut

JAKARTA, Indonesia – Polisi akan memeriksa pemilik gudang kembang api di area Kosambi, Tangerang, Indra Liyono yang meledak pada Kamis pagi, 26 Oktober. Akibat insiden itu sebanyak 47 orang tewas terpanggang hidup-hidup.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan instansinya belum bisa meminta keterangan pada Indra lantaran ia tengah berada di Malaysia. Ia akan meminta keterangan kepada Indra usai tiba di Tanah Air.

“Ya, sebetulnya, kalau dia sudah kembali, kami akan melakukan klarifikasi terkait usaha dan kegiatan pembuatan kembang api,” ujar Harry ketika dikonfirmasi media pada sore tadi.

Indra pun telah dikabari mengenai kondisi gudangnya. Ia dikabarkan segera meninggalkan Malaysia dan kembali ke Tanah Air.

Salah satu yang akan ditanyakan personel polisi yakni soal sistem keamanan bagi pekerja di gudang selama mereka bekerja. Tercatat, ada 103 pekerja di sana.

“Yang paling utama, yang akan dilihat penyebab terjadinya kebakaran itu, apakah dia punya safety dalam kegiatan selama berlangsungnya pekerjaan karyawan. Kami juga akan meminta keterangan terkait pembuatan kembang api,” tutur dia.

Sementara, dari segi izin, gudang milik Indra itu diklaim telah mengantongi izin resmi industri kembang api dari Provinsi Banten. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DBMPTSP) Kabupaten Tangerang mengonfirmasi hal tersebut.

“Izin prinsip penanaman tahun 2015. IMB 2016, izin lengkap,” kata Nono.

Namun, izin itu terancam dicabut, pasca kejadian meledaknya gudang milik Indra. Apalagi jika memang terbukti adanya penyelewenangan izin.

“Tergantung penyebab kebakaran. (Jika) tidak sesuai dengan fungsinya, bisa kami cabut,” kata dia.

Pekerja di bawah umur

Sementara, usai gudang tempat penyimpanan kembang api itu meledak, ditemukan dugaan kuat jika pengelola gudang turut mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Salah satunya adalah SF yang baru berusia 15 tahun. Remaja perempuan itu kini tengah dirawat di RSU Kabupaten Tangerang usai terjadi ledakan pada Kamis pagi sekitar pukul 09:00 WIB.

Namun, untuk mengecek data itu, butuh adanya pengawasan dari Disnakertrans Provinsi (Banten).

“Kewenangan untuk pengawasan tenaga kerja di bawah umur berada di Disnakertrans Provinsi (Banten),” kata Jarnaji, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tangerang.

Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan UU nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

“Disnakertrans Kabupaten Tangerang memiliki kewenangan terkait perselisihan hubungan industrial,” tutur dia.

Kendati tidak memiliki kewenangan pengawasan pekerja di bawah umur, tetapi pihaknya mengklaim tetap akan menerjunkan tim untuk mendata para korban jiwa dan luka akibat ledakan yang terjadi di pabrik tersebut.

“Ini demi kemanusiaan dan koordinasi lintas instansi,” katanya.

Dari 47 korban tewas, sebanyaj 39 jenazah sudah dikirim ke RS Polri Kramat Jati. Sementara, sisa 8 jenazah lainnya masih berada di lokasi kejadian.

“Masih ada 8 (jasad lagi). Jadi, total (korban tewas) mencapai 47 orang,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Argo Yuwono ketika dikonfirmasi.

Sementara, dalam proses identifikasi jenazah, dokter forensik akan membutuhkan data pembanding untuk digunakan dalam antemortem. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!