Tak pernah lelah memperjuangkan HAM di Aksi Kamisan

Fanny Sara

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tak pernah lelah memperjuangkan HAM di Aksi Kamisan
Para pejuang sosial dan HAM di Indonesia menggelar Aksi Kamisan ke-517 di depan Istana Merdeka

JAKARTA, Indonesia — Panasnya terik matahari tak membuat semangat ratusan orang yang berkumpul di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, memudar. Kamis sore itu, 7 Desember, ratusan pegiat hak asasi manusia (HAM) dan simpatisan menggelar Aksi Kamisan yang ke-517.

Mereka tetap berdiri menjalankan Aksi Kamisan demi menanti adanya keadilan HAM di Indonesia. Salah satu pejuang HAM yang setia sejak Aksi Kamisan pertama kali digelar pada 2006 silam adalah Ibu Sumarsih.

Ia rutin setiap Kamis berdiri mengenakan pakaian serba hitam di depan Istana Merdeka, menanti sikap Presiden RI yang sejak itu telah berganti-ganti, mencari keadilan bagi almarhum Benardinus Realino “Wawan” Norma Irawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas dalam peristiwa Semanggi I pada 1998 silam.

Sumarsih berharap agar Presiden Joko “Jokowi” Widodo segera menutaskan kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Menurutnya, seluruh keluarga korban pelanggaran HAM tidak akan pernah melupakan kejahatan yang melanggar hak asasi manusia seperti Tragedi Semanggi 1 dan 2 hingga Tragedi Trisakti.

“Kami berjuang melawan lupa dan berjuang melawan impunitas, agar hukum di negara kita tidak melindungi penjahat,” ucap Sumarsih.

Mengenang Munir dan seluruh pejuang HAM di Tanah Air

Aksi Kamisan ke-517 ini cukup spesial dan lebih ramai dari biasanya karena diselenggarakan beberapa hari sebelum peringatan Hari HAM Sedunia setiap 10 Desember. Rentetan musisi yang memiliki kepedulian sosial seperti Glenn Fredly, Melanie Soebono, Pandai Besi, Danilla Riyadi, dan Ananda Badudu turut hadir dan mempersembahkan lagu-lagu mereka.

Mereka, bersama masyarakat yang sore itu berkumpul di depan Istana, mengenakan kaos berwarna hitam yang melambangkan duka sembari duduk di bawah terik matahari.

Glenn menyanyikan lagu berjudul Terang yang kemudian seluruh hadirin ikut menyanyi bersama. 

Selain itu, Aksi Kamisan kali ini juga untuk memperingati hari lahirnya pejuang kemanusiaan Munir Said Thalib pada 8 Desember.  Munir merupakan salah satu pembela HAM Tanah Air yang meninggal dunia dalam penerbangan dari Jakarta ke Belanda pada 7 September 2004.

Ia diracun arsenik ke dalam minumannya.Hingga kini, kasus kematiannya baru mengadili pilot maskapai Garuda, Pollycarpus Budihari Priyanto yang mendapat vonis hukuman 14 tahun penjara karena terbukti berperan sebagai pelaku yang meracuni Munir dalam penerbangan. Namun banyak pihak yang meyakini, Polly bukan otak pembunuhan. 

Untuk memperingati hari lahirnya Munir sekaligus mengenang perjuangannya membela HAM di Tanah Air, seluruh aktivis dan pejuang sosial di depan Istana Merdeka sore itu melakukan doa bersama. Mereka berharap agar keadilan HAM dan hukum di Indonesia dapat ditegakkan agar kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. 

Tak hanya doa bersama, para pejuang sosial melepaskan balon-balon berwarna hitam ke udara. Balon-balon itu diibaratkan seperti harapan manusia. Dengan melepaskan balon ke udara, seluruh harapan-harapan aktivis HAM tak akan pernah surut. Mereka mempunyai harapan yang tinggi akan keadilan HAM di negeri ini. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!