Mari bergerak selamatkan laut dari sampah plastik!

Rika Kurniawati

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mari bergerak selamatkan laut dari sampah plastik!

ANTARA FOTO

Sampah plastik akan dikonsumsi ikan dan dagingnya dimakan oleh manusia. Hal tersebut bisa membahayakan kesehatan.

JAKARTA, Indonesia – Penelitian dari Journal Science tahun 2015 menyebut Indonesia menjadi negara terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok yang menyumbang sampah ke laut. Data itu hingga kini masih banyak yang menanyakan kebenarannya.

Sebagian pihak berargumen bahwa sampah-sampah yang ada di laut bisa saja hanyut dan terbawa dari negara lain menuju ke Indonesia. Namun, bukan itu permasalahannya.

Keberadaan sampah di laut khususnya yang terbuat dari plastik pada akhirnya akan membahayakan kesehatan manusia. Sebab, sampah tersebut akan dimakan secara langsung oleh ikan-ikan yang menjadi santapan manusia.

Salah satu area di Indonesia yang mengalami secara langsung dampak dari menumpuknya sampah plastik adalah Kepulauan Seribu. Bupati Kepulauan Seribu, Budi Utomo menyebut dasar laut di wilayahnya sebagai “Mall Laut”. Hal itu lantaran berbagai plastik dari beragam produk dan supermarket dapat ditemukan.

“Dalam satu hari, Kepulauan Seribu menghasilkan sampah 8-10 ton. 60 persn di antaranya adalah sampah plastik. Oleh sebab itu, kami mengimbau masyarakat dan wisatawan di Kepulauan Seribu untuk bijak memanfaatkan sampah yang ada,” ujar Budi ketika mengisi dialog di Pusat Kebudayaan Amerika Serikat di Jakarta Selatan pada Sabtu, 1 April.

Sementara, aktivis lingkungan dan penyelam dari Wicked Diving Komodo di Labuan Bajo, Marta Ruslin mengatakan sampah di laut mencoreng sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT). Padahal, berdasarkan hasil survei, salah satu alasan terbesar wisatawan datang ke Labuan Bajo karena ingin menikmati panorama alamnya.

“Mereka ingin pulau, pantai, snorkeling, dan diving,” ujar Marta di acara yang sama.

Dia menegaskan menumpuknya sampah bisa merusak citra Pulau Komodo yang menjadi bagian dari wisata Labuan Bajo. Padahal, Pulau Komodo masuk ke dalam daftar area pariwisata yang dijuluki “The New 7 Wonders”.

Oleh sebab itu, sebagai pelatih diving, dia mendorong calon diving master untuk ikut peduli terhadap kebersihan wilayah laut dan pantai.

“Salah satu cara yang saya terapkan yakni para calon diving master harus memiliki kepekaan terhadap isu tersebut baru kemudian bisa lulus,” kata Marta.

Hancurkan rantai makanan

Sementara, Akbar Tahir dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan dari Universitas Hasanuddin Makassar menjelaskan sampah plastik dalam beragam bentuk dapat merugikan biota laut. Plastik dalam ukuran makro dan mega dapat menjerat biota laut, termasuk terumbu karang. Sementara, plastik ukuran mikro dan nano dapat dimakan oleh ikan-ikan serta kerang karena dikira itu adalah plankton.

Sampah mikro berukuran kurang dari 330 mikro meter. Sementara sampah nano berukuran antara 330 mikro meter hingga 5 mili meter. Keduanya dapat mengapung, melayang dan tersedimentasi di dasar laut. Oleh karena itu beragam biota laut dapat tertipu.

“Kami khawatir (sampah plastik) bias mencederai ikan yang memakannya karena tajam. Ikan juga bisa menyerap bahan-bahan beracun (dari sampah plastik yang tertelan) hingga terserap oleh daging-daging ikan,” tutur Akbar.

Daging ikan itu kemudian dikonsumsi oleh manusia yang bisa menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya kanker. Selain itu, partikel plastik juga bisa menghancurkan rantai makanan.

“Bakteri sudah mulai mengolonisasi partikel-partikel plastik, terutama styrofoam. Padahal styrofoam mengandung POPs (Persitant Organic Pollutants). Mikroflora sebagai decomposer bisa jadi punah dalam jangka waktu yg panjang,” kata dia.

Kerja sama semua lini

Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk meminimalisasi dampak buruk sampah plastik terhadap laut? Menurut Marta, semua itu bisa terealisasi dengan semua lini turun tangan untuk mengantisipasi sampah plastik dan limbah lainnya di laut.

Dia kemudian mendorong semua lini untuk terkoneksi melalui satu situs bernama “Indonesian Waste Platform”.

“Aksi personal dan aksi kolektif dapat dilakukan, termasuk mendorong orang lain untuk peduli,” kata Marta.

Dia juga pernah bekerja sama dengan Kemenko bidang Maritim dengan membagikan 1.500 botol minum kepada para siswa di SMA di Labuan Bajo.

“Kami juga pernah menyediakan tempat pengisian air minum di beberapa tempat,” kata dia.

Sementara, pemerintah rencananya akan kembali memberlakukan program kantong plastik berbayar. Deputi Bidang SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim Kemenko Maritim, Safri Burhanuddin mengatakan program tersebut sebelumnya dinilai berhasil dan dapat mengurangi konsumsi plastik sebesar 30 persen.

Kemenko bidang maritim sedang mengupayakan kekuatan hukum dari penanggulangan plastik marine debris.

“Sudah ada Instruksi Presiden no. 12 tahun 2016 tentang Gerakan Indonesia Bersih. Kini, kami sedang mengupayakan instuksi presiden baru yang fokus ke plastic marine debris. Sambil terus mengupayakan kajian di bidang kesehatan,” tutur Safri.

Lalu, bagaimana dengan kamu? Apa solusi yang kamu tawarkan untuk mencegah menumpuknya sampah plastik di laut? Tulis solusi mu di kolom di bawah. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!