Demi hormati Idul Fitri, beberapa gereja ubah jadwal misa

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Demi hormati Idul Fitri, beberapa gereja ubah jadwal misa
Jadwal misa pagi ditiadakan dan diundur ke peribadatan pukul 09:00 WIB

SEMARANG, Indonesia – Keuskupan Agung Semarang (KAS) memastikan sejumlah gereja yang ada di wilayahnya sepakat mengubah jadwal ibadah misa sebagai bentuk penghormatan bagi umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah salat Ied. Pengubahan jadwal misa dilakukan pada Minggu pagi, 25 Juni dengan meniadakan ibadah pagi.

Lukas Awi Tristanto, seorang pengurus organisasi Hubungan Agama Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang mengatakan, perubahan jadwal misa akan dilakukan oleh pengurus gereja yang jaraknya berdekatan dengan masjid.

“Saya mendapat kabar ada banyak gereja yang merevisi jadwal misanya tepat saat perayaan Idul Fitri. Saya rasa, ini sangat bagus untuk menunjukan sikap toleransi kita kepada umat Muslim yang menjalankan salat Ied serentak di seluruh Indonesia,” kata Awi, panggilan akrabnya kepada Rappler, pada Sabtu petang 24 Juni.

Walau begitu, pihaknya tetap menyerahkan semua keputusan ihwal perubahan misa kepada tiap pengelola gereja. Saat salat Ied Minggu pagi, ia menyatakan bahwa rombongan Uskup Agung Monsinyur Robertus Rubiyatmoko akan melakukan kunjungan ke beberapa tokoh agama.

Rombongan Uskup akan didampingi oleh Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Pastor Aloys Budi Purnomo untuk bersilaturahmi dengan petinggi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Ponpes Edi Mancoro, Ponpes Al Ishlah dan Ponpes Qoriyah Thayibah.

“Ini merupakan agenda rutin tahunan yang kami lakukan bersama Bapak Uskup. Sekaligus jadi kunjungan perdana Romo Ruby setelah terpilih menjadi Uskup Agung yang baru untuk Kota Semarang. Yang jelas kami terus berupaya mempererat silaturahmi kepada tokoh lintas agama lokal,” kata dia.

Sedangkan Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Pastor Aloys Budi Purnomo juga menjelaskan bila perubahan misa dimaksudkan demi menghormati umat Islam yang sedang merayakan Idul Fitri. Romo Budi yang jadi Pastor Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran pun mempersilakan kepada jemaah Masjid Jami Ungaran untuk memakai pelataran gerejanya sebagai lahan parkir kendaraan mereka. Kebetulan, letak Masjid Jami dengan gerejanya hanya selemparan batu dan saling berhadapan.

“Pihak Masjid sudah berkirim surat resmi kepada saya untuk minta izin memakai halaman gereja sebagai parkir jemaahnya mulai pulul 06:00 WIB sampai dengan selesai salat Ied,” ujar Pastor Aloys.

Atas kepentingan itu pula, maka jadwal misa di hari Minggu yang biasanya digelar pukul 07:30 WIB, diundur menjadi pukul 09:00 WIB. Pastor Aloys berharap dengan datangnya perayaan Idul Fitri mampu membawa berkah bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia bahkan di dunia.

HUT ke-77

Perayaan Idul Fitri 1438 Hijriyah juga jadi kado istimewa bagi umat Katolik lantaran bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Keuskupan Agung Semarang ke-77. Apalagi dalam sejarah hubungan antara gereja Katolik dan umat Islam di penjuru dunia, ucapan selamat pada 2017 memasuki usia emas.

Pastor Aloys menjelaskan 50 tahun lalu, Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Agama yang dibentuk oleh Paus Paulus VI pertama kalinya mengirimkan pesan dan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri secara resmi. Selanjutnya, para Paus tetap mempertahankan tradisi unik tersebut hingga detik ini.

“Bahkan Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus menulis pesan dari tangannya dan langsung ditandatangani sendiri, masing-masing berjudul “Jalan Kaum Beriman Adalah Jalan Damai” (1991) dan “Memajukan Penghormatan Timbal Balik Melalui Pendidikan” (2013),” kata dia.

Secara khusus di Indonesia, sejarah mengucapkan selamat Idul Fitri sudah dilakukan rutin dalam silaturahmi penuh persaudaraan dan kerukunan. Tidak hanya di kalangan para pemimpin melainkan juga akar rumput.

“Mari kita jadikan Indonesia sebagai rumah kita bersama dan tempat tinggal bagi umat lintas agama dalam mewujudkan peradaban kasih yang sejahtera, rukun, bermartabat dan kian teguh beriman, apa pun agamanya,” tutur Pastor Aloys.

Merujuk ke pernyataan Paus Fransiskus, ia mengingatkan kepada umat Nasrani agar lebih memperhatikan bahaya dari perilaku gaya hidup terhadap lingkungan sekitar dan sesama umat manusia.

“Dunia adalah tempat tinggal bagi seluruh manusia. Oleh karena itu, tak ada orang, bangsa yang dapat memaksakan secara eksklusif pemahaman mereka akan planet kita,” katanya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!