Mengenang Nyoto Purwanto, anggota Basarnas yang tewas dalam kecelakaan helikopter

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengenang Nyoto Purwanto, anggota Basarnas yang tewas dalam kecelakaan helikopter

ANTARA FOTO

Delapan korban jatuhnya heli Basarnas dipastikan meninggal dunia

SEMARANG, Indonesia — Teguh Widi Nugroho tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat tiba di kantor Basarnas Jawa Tengah, pada Senin, 3 Juli dini hari. Kedua matanya berkaca-kaca ketika mengingat kembali kenangannya saat bersama Nyoto Purwanto.

“Kemarin habis Lebaran baru terbentuk komunitas Alumni Sekolah Tinggi Maritim dan Transport AMNI Pedurungan, dan Nyoto yang jadi alumni angkatan 38/2000 merupakan salah satu pencetusnya,” kata Teguh kepada Rappler, Senin.

Ia seakan masih tak percaya sahabat karibnya tersebut menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam kecelakaan jatuhnya Helikopter Dolphin milik Basarnas di Gunung Butak, Temanggung, sehari sebelumnya.

Saat kejadian, Nyoto sedang menempuh perjalanan menuju Dieng dengan naik helikopter bersama tiga rekannya serta para awak yang meliputi pilot, co-pilot, dan beberapa mekanik.

Teguh mengaku bertemu dengan almarhum pada awal puasa. Pertemuan kedua sahabat itu terjadi tepat saat almarhum akan bertolak ke Jakarta.

“Kita juga ketemunya di sini. Karena kebetulan rumahnya di Bringin Indah belakang gedung Basarnas. Saya punya firasat sebelum Lebaran, sempat bercanda di grup jejaring sosial bahwa kenapa ini mas Nyoto enggak keliatan komentar, tapi tidak lama kemudian ternyata ada kejadian seperti ini. Kami semua sangat kehilangan dia,” akunya sembari terisak.

Keluarga memeluk foto almarhum Nyoto Purwanto, korban kecelakaan helikopter milik Basarnas saat prosesi pemakaman. Foto oleh Aloysius Jarot Nugroho/Antara

Ia mengenang almarhum sebagai sosok yang punya jiwa sosial sangat tinggi. Bahkan, almarhum begitu murah hati kepada kawan-kawan sejawatnya dan sering menyambangi rumahnya.

“Beliau sering main ke rumah saya. Salah satunya habis ikut pelatihan pada Mei di Karimunjawa. Dia orang yang baik, jiwa sosialnya tinggi, ramah, sangat peduli terhadap lingkungannya,” kata Teguh.

Hal serupa juga ditujukan almarhum kepada alumni kampusnya. Teguh menyebut jiwa penolong dan kecintaan almarhum terhadap kelestarian lingkungan sudah tumbuh dalam diri almarhum sejak duduk di bangku kuliah.

Ia yang sangat akrab dengan almarhum pun begitu terkesan saat awalnya tahu karibnya itu sudah melanglang buana hingga dengan bekerja pada perusahaan pelayaran asing di Batam, sedangkan dirinya masih berkuat di bangku kuliah.

“Dia pecinta lingkungan sejak kuliah. Beliau lahir di Blora kemudian merintis karir personel rescue sampai kita kehilngan sosoknya untuk selama-lamanya,” tuturnya.

Maka dari itu, begitu tahu Nyoto menjadi korban dalam kecelakaan helikopter, semua alumni AMNI langsung bergegas mencari informasi. Sejak semalam, ada enam alumni yang wara-wiri ke kantor Basarnas dan lokasi kejadian untuk membantu pemulangan jenazah almarhum.

“Padahal dia mau promosi naik pangkat,” ungkapnya.

Saat ini semua jenazah korban helikopter sudah dievakuasi dari Gunung Butak. Ada lima jenazah yang sudah dibawa ke RS Bhayangkara Semarang, tiga sedang di RSUD Temanggung.

Jenazah terdiri dari tiga kru Basarnas, pilot dan co-pilot helikopter, serta para mekanik. Dari Basarnas antara lain Nyoto Purwanto, Catur Bambang, dan Maulana Afandi.

Di lain pihak, Budi Waluyo, paman dari Catur Bambang mengaku terpukul saat keponakannya meninggal dalam tragedi tersebut.

“Anak-anaknya masih kecil mas. Dia orang ramah terhadap sesama. Jiwa penolongnya tinggi,” kata Budi.

Untuk saat ini, pihak keluarga korban sedang berkumpul di RS Bhayangkara untuk menunggu rampungnya autopsi dari tim dokter kesehatan Polda Jateng. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!