Produsen jamu PT Nyonya Meneer dinyatakan pailit

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Produsen jamu PT Nyonya Meneer dinyatakan pailit
Manajemen PT Nyonya Meneer berhutang Rp 110 miliar yang tidak dapat dilunasi dalam kurun waktu lima tahun

SEMARANG, Indonesia – Majelis Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Semarang menyatakan pabrik jamu PT Nyonya Meneer pailit. Hal itu diputuskan dalam sidang gugatan kredit macet yang telah berlangsung selama hampir dua tahun terakhir.

Ketua Majelis Hakim PN Semarang, Nani Indrawati mengatakan pihaknya menolak pengajuan permohonan pembatalan perdamaian yang dilakukan pihak perusahaan jamu tertua di Indonesia itu.

“Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya dan menyatakan PT Nyonya Meneer dalam keadaan pailit,” kata Nani saat memimpin sidang pada Kamis siang, 3 Agustus.

Putusan pailit atas Nyonya Meneer dilakukan setelah mengalami kredit macet kemudian digugat oleh Hendrianto Bambang Santoso, sebagai seorang kreditur konkuren dari Palur, Kabupaten Sukoharjo. Hendrianto meminjamkan dana kepada PT Nyonya Meener sebesar Rp 110 miliar. Ia sudah coba menagih kembali uangnya dalam kurun waktu lima tahun tetapi tidak berhasil.

Usai sidang, hakim menyebut Nyonya Meneer memang harus menempuh sidang sangat panjang sebelum diputus pailit oleh pihaknya.

Nyonya Meneer sudah berulang kali menjalani sidang. Bahkan, saat sidang Pengadilan Niaga yang diketuai majelis hakim Dwiarso Budi Santiarto juga dibacakan amar putusan dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Hakim menyatakan sah perjanjian tertanggal 27 Mei sekaligus menghukum debitor dan kreditor untuk menaati putusan. Sementara, kuasa hukum Hendrianto Bambang Santoso mengatakan upaya hukum yang harus ditempuh selanjutnya adalah memperjuangkan pembayaran upah semua buruhnya.

Jamu termahsyur 

RAGAM PRODUK. Beragam produk produsen jamu PT Nyonya Meneer. Foto: PT Nyonya Meneer

Nyonya Meneer merupakan pabrik jamu sarat sejarah yang ada di Semarang. Bahkan, pabriknya sudah berdiri sejak tahun 1919 lalu.

Dalam jalur perdagangan jamu modern, Nyonya Meneer bahkan kerap disebut sebagai pabrik jamu tertua di Indonesia, paling legendaris, dan pionir jamu bubuk. Dengan beragam julukan itu, tak pelak membuat masyarakat menjadi bangga.

Lauw Ping Nio merupakan orang yang memulai merintis pembuatan jamu yang kelak tersohor dengan merek Nyonya Meneer itu. Nama Meneer diambil dari nama kecil perempuan kelahiran Sidoarjo tahun 1895 silam itu.

Dallas Literatur yang berhasil dihimpun, meneer berasal dari ejaan aksen Jawa yang bermakna beras menir, yaitu sisa butir beras yang dihasilkan dari proses penumbukan padi.

Konon saat dalam rahim, ibunya ngidam memakan beras menir. Sehingga pada waktu bayinya lahir kemudian diberi nama Menir.

Zaman kolonial Belanda juga mempengaruhi perubahan nama menir menjadi Meneer dari aksen Belanda.

Dalam sejarahnya, ibu Meneer mencoba meramu jamu dari apa yang diajarkan orang tuanya sampai suaminya sembuh. Sejak saat itu, Ibu Meneer lebih giat meramu jamu Jawa jenis bubuk untuk menolong keluarga, tetangga, kerabat maupun masyarakat yang sakit.

Ia mencantumkan nama dan potretnya pada kemasan jamu yang ia buat dengan maksud membina hubungan yang lebih akrab dengan masyarakat luas. Berbekal perabotan dapur biasa, usaha keluarga ini terus memperluas penjualan ke kabupaten sekitarnya.

Tahun 1919 silam jadi tonggak awal berdirinya pabrik jamunya. Atas dorongan keluarganya, ia membangun pabrik jamu Cap Potret Nyonya Meneer.

Setelah wafat pada 1978 silam, pengelolaan pabrik Nyonya Meneer diwariskan kepada generasi kedua keluarganya. Tampuk kepemimpinan Nyonya Meneer berada di tangan anaknya, yang bernama Hans Ramana. Ia dipercaya mengelola pabrik karena lekat dengan bisnis jamu saat membantu mendiang ibundanya.

Tahun-tahun berikutnya, operasional pabrik Nyonya Meneer diteruskan oleh kelima cucunya. Hubungan yang kurang harmonis membuat persaudaraan lima cucu Nyonya Meneer pecah. Mereka akhirnya berpisah.

Saat ini, pabrik Nyonya Meneer yang sudah punya badan hukum perseroan terbatas dikelola salah satu cucunya, Charles Saerang. Jumlah karyawannya mencapai 3.000 orang. Produk andalannya berupa jamu bubuk dan pahitan yang kerap dijual di depot-depot jamu. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!