Gunung Agung kembali mengalami gempa tremor

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gunung Agung kembali mengalami gempa tremor

ANTARA FOTO

Ini menandakan erupsi Gunung Agung dapat terjadi sewaktu-waktu

JAKARTA, Indonesia – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Kementerian ESDM mencatat bahwa Gunung Agung masih terus mengalami gempa tremor secara terus menerus (overscale) antara pukul 17:24 WITA hingga pukul 18:00 WITA. Gempa tremor tersebut melebihi ambang batas dari alat yang mereka miliki.

“Terdeteksi dari seismograf hampir 52 menit lamanya,” ujar Kepala PVBMG, Kasbani, yang ditemui di Pos Pantau Gunung Agung Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali pada Rabu, 29 November.

Ia mengaku hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini cenderung tinggi dan fluktuatif, sehingga hal tersebut malah berpotensi terjadi erupsi setiap saat. Untuk amplitudo gempa overscale ini melebihi 23 mm atau dikatakan mencapai titik maksimal yang terdeteksi dari rekaman seismograf.

Ia menjelaskan kondisi Gunung Agung saat ini sudah dalam kondisi kritis dan sudah masuk ke dalam fase erupsi magmatis.

“Saat ini magma sudah mengisi kawah gunung dan melihat adanya sinar merah (glow) yang disebabkan adanya dorongan magma,” kata dia.

Hal lain yang semakin menguatkan erupsi Gunung Agung bisa terjadi sewaktu-waktu yakni kandungan gas sulfur dioksida (SO2) dari hasil pemeriksaan masih cukup tinggi pada Selasa, 28 November mencapai 2.500 ton per hari.

“Angka ini masih sangat tinggi dan magma sudah keluar. Penyebab tremor ini karena pergerakan fluida ke permukaan,” tutur dia.

Gas fluida bisa collar berbentuk gas, lava, batuan vulkanik atau pun magma itu sendiri. Sebelumnya, gunung dengan tinggi 3.142 meter itu telah mengalami gempat tremor terus menerus pada Selasa, 28 November antara pukul 13:30 WITA hingga 14:00 WITA.

Fenomena tersebut, kata Kasbani, adalah sesuatu yang langka dan menunjukkan Gunung Agung memasuki fase kritis. Pada hari ini, kondisi Gunung Agung tidak terlihat secara kasat mata, karena tertutup kabut dan hujan deras.

Namun, pada Selasa kemarin, terlihat asap tinggi dari kawah Gunung Agung yang berwarna kelabu kehitaman. Ketinggian mencapai 4.000 meter dari atas kawah.

PVBMG meminta warga agar tetap berada di luar zona radius bahaya yakni 8 kilometer dan perluasan sektoral 10 kilometer.

Jangan sampai ada korban

Himbauan itu sejalan dengan permintaan Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang meminta masyarakat yang berada di area sekitar gunung untuk tetap tenang dan langsung mengungsi demi keselamatan mereka.

“Saya juga perintahkan ke Kepala BNPB, TNI, Polri, Basarnas dan Kementerian terkait untuk bekerja serta memberikan dukungan kepada pemerintah provinsi daerah yang ada di Bali dalam rangka penanganan pengungsi. Semua harus diback up. Saya minta jangan sampai ada korban karena terkena letusan,” kata Jokowi pagi tadi di Hotel Raffles.

Sementara, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 29 November mencatat sudah ada 43.358 jiwa yang mengungsi dan tersebar di 229 titik pengungsian. Namun, jumlah pengungsi itu bisa meningkat, karena diprediksi ada 22 desa yang berada di radius bahaya antara 8-10 kilometer. Itu artinya diperkirakan akan ada 90 ribu hingga 100 ribu warga yang akan mengungsi.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika telah mengimbau agar masyarakat mengungsi di sekitar area Karangasem saja dan tidak perlu hingga ke area yang jauh dari tempat tinggalnya. Tujuannya untuk memudahkan penanganan pengungsi. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!