Mencari pemimpin masa depan Partai Golkar

Brian Arga Wana

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mencari pemimpin masa depan Partai Golkar
Airlangga Hartarto sudah meminta izin kepada Jokowi untuk maju dan mencalonkan sebagai ketum Partai Golkar

JAKARTA, Indonesia – Siapa pemimpin baru Partai Golkar? Itulah yang kini menjadi tanda tanya besar berbagai pihak usai Ketua Umumnya Setya Novanto ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 17 November lalu. Ia memang sempat menolak untuk mundur dengan mengirimkan surat kepada DPP Golkar yang isinya meminta agar menunda Munaslub hingga upaya praperadilannya rampung. Saat ini kursi kepemimpinan Golkar masih dipegang oleh Idrus Marham dengan status Plt. Padahal, desakan agar segera menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dan mencari pemimpin baru Golkar semakin menguat. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi NTT Melki Laka Lena mengatakan saat ini sudah ada empat kader pohon beringin yang siap memperebutkan kursi ketua umum. “Tadi, saya dapat konfirmasi kalau Pak Airlangga Hartanto, Pak Azis Syamsudin, Ibu Titiek Soeharto dan Pak Idrus Marham sudah mengatakan mau maju (menjadi Ketua Umum Partai Golkar). Jadi, sekarang sudah ada empat calon,” ujar Melki yang ditemui di area Cikini pada Sabtu, 2 Desember. Kendati begitu, calon potensial yang mampu menggantikan Setya tetap bergantung pada keinginan para pemilik suara. Ia tidak menampik calon pemimpin Golkar kelak akan mempertimbangkan dari sisi pemerintah atau masukan publik. Selain menggunakan sistem voting, pemilihan ketum partai berlambang beringin itu juga bisa melalui musyawarah mufakat. “Yang pasti AD/ART Partai Golkar itu memiliki aturan main menjadi calon ketua umum Partai Golkar minimal harus mendapatkan minimal 30 persen suara. Jika, hanya ada satu orang yang memenuhi persyaratan minimal 30 persen suara, maka akan aklamasi. Kalau ada dua orang yang punya minimal 30 persen suara, maka akan dilakukan pemilihan,” tutur dia. Namun, sejauh ini baru Airlangga yang namanya santer diberitakan memiliki peluang paling besar untuk menggantikan Setya. Menteri Perindustrian itu bahkan telah meminta restu kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Jokowi pun mengonfirmasi hal itu pada Rabu kemarin di Lapangan Monas. “Ya, sebagai menteri, ya mesti toh, mau memiliki keinginan (kemudian) menyampaikan. Ya, biasa,” ujar Jokowi seperti dikutip media. Bahkan, para Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Tingkat I (Provinsi) juga ikut menemui Jokowi di Istana Bogor. Mereka ingin mendengar secara langsung bahwa Jokowi bersedia melepas Airlangga untuk mencalonkan diri sebagai Ketum Partai Golkar. “Iya, minta izin kepada Jokowi untuk secara eksplisit dan menyampaikan bahwa ia ikhlas melepas Airlangga memimpin Golkar dan Golkar tetap solid mendukung Airlangga,” ujar politisi Golkar Yorrys Raweyai. Berbicara dari sisi kedekatan, tidak ada yang membantah jika Airlangga lah yang saat ini paling dekat dengan Jokowi. Melki pun mengakui hal tersebut. “Berbicara kadar, memang Pak Airlangga paling tinggi (peluangnya). Karena dia yang paling dekat dengan Pak Jokowi hari ini, yang setiap hari bisa bertemu Pak Jokowi dan telepon-teleponan dengan Pak Jokowi,” kata Melki. Tetapi, ternyata tidak hanya Airlangga yang telah meminta restu kepada Jokowi. Idrus pun juga sudah melakukan hal yang sama. Bahkan, Idrus juga menyampaikan kepada mantan Gubernur DKI itu bahwa Golkar tetap mendukung berbagai program pemerintahan Jokowi-JK hingga 2019. “Golkar tetap konsisten sampai hari ini bahwa kami akan mendukung program Jokowi-JK hingga 2019 dan mencalonkan kembali Jokowi di tahun 2019,” tutur Melki lagi. Tidak ikut campur Sementara, di tempat yang sama, Wakil Ketua PROJO, Budianto Tarigan menjelaskan jika Jokowi sesungguhnya tidak ingin ikut campur dalam internal permasalahan Partai Golkar. Dia hanya berharap tokoh yang terpilih adalah figur yang bersih dan jauh dari citra korup. “Sesuai misinya, Beliau tetap berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi. Pak Jokowi sangat concern terhadap figur-figur yang tidak bermasalah secara hukum dan kasus korupsi lainnya,” kata Budianto. Itu sebabnya, tutur dia, Jokowi terlihat memberikan sinyalemen positif kepada Airlangga yang ingin maju mencalonkan sebagai ketum Golkar. Sementara, politisi Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain mendorong agar Setya secepatnya mundur. Dengan begitu, maka para kader dapat segera memperbaiki citra dan elektabilitas partai. “Akan lebih bagus lagi kalau mundur sekarang. Supaya segera diperbaiki. Misalnya Pak Novanto mengatakan mundur dan sekarang saya siap mundur, maka kita semakin cinta kepada Pak Novanto, karena hal itu menunjukkan kearifan sebagai seorang pemimpin dan meninggalkan warisan yang luar biasa,” kata dia. Namun, akankah Munaslub benar-benar terealisasi pada pekan kedua di bulan Desember? Kita tunggu. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!