Aroma rempah dari dapur Aceh

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Aroma rempah dari dapur Aceh
Aroma rempah menjadi magnet bagi pelaut-pelaut untuk mengarungi samudera

 

 

BANDA ACEH, Indonesia — Cita rasa rempah melayarkan ribuan kapal ke nusantara beberapa abad silam. Harganya tinggi bak emas dan permata. Namun aromanya menjadi magnet bagi pelaut-pelaut untuk mengarungi samudera.

Tak hanya sekedar penjelajahan, bahkan di antaranya mendatangkan kisah yang suram: tentang penjajahan. Rasanya yang tak pernah lekang oleh zaman, kini rempah tetaplah bertahan karena kebutuhan.

Nurmala, 49 tahun, tampak asik menjelaskan berbagai rempah Aceh kepada wisatawan. Di Museum Aceh, Banda Aceh, ia bertugas sebagai pemandu. Kali ini, tugas perempuan berkulit agak hitam itu lebih sibuk dibandingkan hari-hari biasanya.

Wisatawan yang memadati pameran temporer di museum itu membuat Nurmala semakin bersemangat memandu. Pameran bertema ‘Aroma Rempah Dari Dapur Aceh’ digelar bersamaan peringatan hari museum Indonesia pada 12 Oktober.

Pameran yang memperkenalkan bumbu dan alat masak khas Aceh ini berlangsung 12-18 Oktober 2017. Rempah dan bumbu masak Aceh yang dipamerkan di sana berbagai macam. 

Misalnya, Kayu manis. Rempah untuk memperkaya cita rasa pada masakan ini sangat beraroma, berasa manis dan pedas. Rempah lain yaitu Jintan. Rempah beraroma harum dan agak manis ini digunakan sebagai bumbu pada masakan daging.

Kemudian Lada hitam, sebagai pemberi citarasa pedas dan harum pada makanan, ia juga berkhasiat  untuk kesehatan. Selain itu juga terdapat cengkeh, bunga lawang, kemiri dan jeura maneh (adas).

“Sejak berabad-abad dahulu, laut Aceh merupakan jalur perdagangan internasional, daratannya menjadi tempat transit untuk kapal-kapal yang ingin menuju ke nusantara atau pun wilayah lainnya,” jelas Nurmala, Sabtu 14 Oktober 2017.

Sehingga, kata Nurmala, ketika orang pendatang itu berada di Aceh, mereka mencari rempah-rempah di sini sebagai bumbu dapur dan obat-obatan.

“Pendatang itu lebih banyak mengambil rempah jenis lada dan cengkeh di Aceh, karena keduanya itu selain sebagai bumbu dapur juga berkhasiat untuk obat-obatan,” katanya.

Selain rempah, di pameran tidak tetap itu juga ikut dipamerkan peralatan dapur Aceh. Di sudut sebuah ruang Museum Aceh, terletak dua buah tungku lengkap dengan kayu bakar serta lampu merah layaknya api. Periuk tanah berada di atas tungku itu.

Salah satu alat memasak yang ada di Pameran bertema 'Aroma Rempah Dari Dapur Aceh' digelar di Museum Aceh, Banda Aceh, 12-18 Oktober 2017. Foto oleh Habil Razali/Rappler

Menurut Nurmala, dapur Aceh itulah yang paling menarik dan sering ditanya oleh pengunjung. “Tentang sejarah dapur Aceh, kemudian tatacara memasaknya itu bagaimana,” katanya.

Selain pengunjung lokal, wisatawan Malaysia paling banyak berkunjung ke sana. Rahasia kelezatan masakan Aceh, ungkap Nurmala, bukan hanya dari bumbunya saja yang khas, tetapi peralatan memasaknya juga sangat berpengaruh. 

Seperti menggunakan periuk tanah atau logam. “Masakan Aceh rasanya sangat berbeda jika dimasak dengan priuk logam,” katanya.

Seorang pengunjung, Jihan Rojana, 20 tahun, mengaku pameran temporer rempah Aceh itu sangat bermanfaat baginya. Pemeran ini dinilai dapat memperkaya pengetahuannya tentang rempah Aceh dan Indonesia.

“Berbicara tentang rempah atau bumbu dapur, kita tidak hanya tau bawang dan kunyit. Ternyata di sini banyak rempah-rempah yang dulu tidak tau namanya pun jadi tau,” kata Jihan ditemui Rappler.

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa ada beberapa peralatan dapur Aceh yang dipamerkan di sana sudah sangat jarang digunakan. Bahkan, mungkin anak-anak Aceh saja sudah tidak tau namanya.

“Peralatan dapur zaman dahulu kitakan tidak tau namanya, jadi kalau ada acara seperti ini kita akan mengenalnya lagi,” ujar Jihan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi mengatakan kekayaan rempah-rempah di Aceh lah yang kemudian berhasil menciptakan beragam kuliner lezat di Aceh.  

“Jadi dengan kita memperkenalkan kembali pengetahuan rempah-rempah sehari-hari ini, sehingga nantinya mampu kita olah menjadi kuliner dan tidak hilang produk-produk yang kita miliki,” kata Reza.

Selain pameran, juga digelar bazar kuliner, fun race cooking, lomba pengetahuan sejarah, membuat kolase, pemilihan rakan museum, dan panggung hiburan.

Nikmati liburan akhir tahun ke Aceh dengan kupon Pegipegi dan rasakan kelezatan aroma rempahnya.

 

—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!