‘Ayat Ayat Cinta 2’: Ketika cinta mengalahkan ketakutan

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Ayat Ayat Cinta 2’: Ketika cinta mengalahkan ketakutan
'Ayat Ayat Cinta 2' akan dirilis pada 21 Desember mendatang

JAKARTA, Indonesia —Setelah hampir 10 tahun, akhirnya film kedua dari Ayat-Ayat Cinta akan segera dirilis pada 21 Desember mendatang. Film yang disadur dari novel best seller berjudul sama karangan Habiburrahman El-Shirazy ini siap untuk kembali mencetak rekor layar lebar Indonesia.

Ayat Ayat Cinta 2 produksi MD Pictures merupakan lanjutan kisah Fahri sekitar tujuh tahun setelah Ayat Ayat Cinta. Fahri yang sebelumnya hanya seorang mahasiswa di Mesir kini telah menjadi dosen di Edinburgh University. Tak hanya itu, bisnisnya bersama sang istri Aisha juga sukses sehingga kini Fahri hidup berkecukupan.

Fahri telah berkembang menjadi sosok yang lebih percaya diri, tetapi tetap memegang teguh prinsipnya. Ia masih merupakan orang yang menolong tanpa pamrih dan toleran, bahkan lebih dari sebelumnya.

Film dimulai dengan ketidakjelasan nasib Aisha, yang sudah beberapa tahun terakhir tidak terdengar kabarnya. Meskipun disibukkan dengan pekerjaannya dan banyaknya perempuan yang suka padanya, di lubuk hatinya Fahri masih berharap Aisha akan kembali.

Fahri pun bertemu dengan Hulya (Tatjana Saphira), sepupu Aisha yang datang ke Edinburgh untuk melanjutkan studinya. Hulya menaruh hati pada Fahri tetapi ia tahu bahwa akan sulit menggantikan Aisha di hati Fahri.

Selain kisah cinta romantis antara Fahri dan Hulya, film AAC 2 lebih banyak menampilkan kisah cinta lainnya. Salah satunya adalah cinta Fahri untuk para tetangganya, meskipun sebagian dari mereka justru memusuhinya. Salah satunya adalah Keira (Chelsea Islan) yang menyimpan dendam kepada Islam karena ayahnya meninggal dalam tragedi bom di London.

Ada pula sosok Sabina (Dewi Sandra), perempuan bercadar yang kerap mendapatkan perlakuan kasar di jalanan hingga akhirnya dipekerjakan Fahri di rumahnya sebagai asisten rumah tangga.

Film ini mencoba menceritakan beberapa kisah Islamophobia yang muncul di negara Barat dan memperlihatkan bagaimana seharusnya seseorang menanggapi phobia tersebut.

Ada satu kutipan penting yang menjadi pesan terpenting dalam film ini, bahwa “Yang patut dicintai adalah cinta itu sendiri dan yang harus dimusuhi adalah musuh itu sendiri.”

AAC 2 berdurasi lebih dari 2 jam namun tidak terasa lama karena padatnya cerita yang ingin digambarkan. Akan tetapi, seperti masalah film adaptasi pada umumnya, ada beberapa potongan editing yang kurang pas dan terkesan terburu-buru. Namun AAC 2 tetap sangat bisa dinikmati para penonton. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!