‘Ayat Ayat Cinta 2’ vs ‘Susah Sinyal’: “Pertarungan” film akhir tahun 2017 yang paling dinanti

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Ayat Ayat Cinta 2’ vs ‘Susah Sinyal’: “Pertarungan” film akhir tahun 2017 yang paling dinanti
Dua film ini diprediksi akan ‘box-office’. Siapa yang akan memenangkan “pertarungan” di akhir tahun 2017 ini?

JAKARTA, Indonesia — Hari ini, Kamis, 21 Desember, dirilis dua film Indonesia paling dinanti: Ayat Ayat Cinta 2 (AAC 2) dan Susah Sinyal.

AAC 2 merupakan lanjutan dari film AAC pertama yang laris manis pada tahun 2008 dengan lebih dari 3,5 juta penonton

Sementara Susah Sinyal merupakan film ketiga Ernest Prakasa sebagai penulis skenario sekaligus sutradara. Film ini sangat dinantikan karena film Ernest sebelumnya, Cek Toko Sebelah (CTS) mendapatkan tanggapan positif dan menjadi salah satu film terbaik sepanjang 2016 lalu.

Produksi

Sama seperti film pertamanya, AAC 2 kembali diproduksi oleh MD Pictures, sementara Susah Sinyal juga kembali diproduksi oleh Starvision Plus, sama seperti film CTS. Sepertinya produser dari kedua film ini percaya bahwa film ini akan laris dipasaran, dilihat dari besarnya produksi yang dilakukan.

AAC 2 mengambil latar cerita di Edinburgh, Skotlandia. Syuting di luar negeri terutama di Skotlandia memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bahkan Produser Manoj Punjabi pun mengaku AAC 2 merupakan film termahal yang pernah ia produksi.

“Masalah budget, memang paling termahal dari produksi MD dan saya pribadi sudah all out habis-habisan,” tutur Manoj dalam gala premier di Plaza Indonesia Jakarta, pada Rabu, 6 Desember lalu.

Sementara Susah Sinyal juga digarap sangat serius. Mengambil tema konflik antara anak dengan ibunya yang berprofresi sebagai pengacara, Ernest bahkan melibatkan konsultan hukum dan psikologi dalam penggarapan film dan cerita. Lokasi syuting di Sumba juga memberikan kesulitan tersendiri.

“Kami harus syuting di Sumba Timur, NTT, yang bukan hanya sinyal yang susah tapi infrastruktur juga terbatas,” ujar Ernest dalam konferensi pers jelang gala premier Susah Sinyal di XXI Epicentrum Jakarta pada Jumat, 15 Desember lalu.

Aktor utama

AAC 2 kembali menggaet aktor Fedi Nuril. Sejak memerankan Fahri dalam AAC pertama, Fedi sangat lekat dengan karakter tersebut. Sejak itu pula ia sering dijuluki sebagai “aktor spesialis film religi”. Bahkan awal tahun ini ia baru saja merilis film Surga Yang Tak Dirindukan 2 karya sutradara Hanung Bramantyo. Rasanya totalitas penampilan Fedi dalam AAC 2 tidak perlu diragukan lagi.

Sedangkan Susah Sinyal menjadi film kedua Adinia Wirasti bersama Ernest Prakasa setelah sebelumnya menjadi pemeran pendamping dalam film CTS. Tahun 2017 ini merupakan tahun yang cukup produktif bagi perempuan yang biasanya dipanggil Asti ini.

Tercatat ada empat film yang ia bintangi yaitu Kartini, Critical Eleven, Satu Hari Nanti, dan Susah Sinyal. Bahkan Adinia mendapatkan penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terpuji Film Bioskop dalam Festival Film Bandung 2017 untuk perannya sebagai Anya di Critical Eleven. Nama Adinia seolah-olah menjadi salah satu aktris terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Cerita

Film ber-genre drama komedi keluarga memang spesialisasi Ernest sejak merilis film pertamanya, Ngenest The Movie di akhir tahun 2015. Meskipun genre yang ditawarkan sama, Ngenest, CTS, dan Susah Sinyal memiliki keistimewaan masing-masing. Dalam Susah Sinyal ini Ernest cukup ditantang untuk keluar dari zona nyaman karena membahas persoalan yang tidak dialaminya secara personal, yakni konflik ibu dan anak, beruntung ia berkolaborasi dengan sang istri yang tahu lebih banyak tentang isu ini.

(BACA JUGA: Review film ’Susah Sinyal’)

Hasilnya, meskipun tema yang diangkat cukup jauh dari keseharian Ernest, namun kehangat kasih sayang ibu dan anak tetap tergambar dengan jelas dalam film ini. Penonton pun berhasil dibuat tertawa terbahak-bahak sambil menangis terharu di sepanjang film.

Sementara AAC 2 kembali diadaptasi dari novel berjudul sama karya Habiburrahman El Shirazy. Meskipun karena perbedaan medium film dan buku ada beberapa bagian dari cerita yang harus disesuaikan, namun keunikan cerita dari dalam novel dapat tergambar dalam film. Durasi lebih dari 120 menit pun menjadi tidak terasa karena konflik yang ditawarkan semakin kaya jika dibandingkan dengan film pertamanya.

(BACA JUGA: Review Film ‘Ayat-Ayat Cinta 2’

Lokasi

Kedua film menawarkan tampilan yang indah untuk disaksikan. Selain para pemain yang tampil maksimal, lokasi yang diambil juga menjadi nilai tambah tersendiri.

AAC 2 mengambil latar di Edinburgh, sebuah kota yang berada di bagian selatan Skotlandia. Kota ini terkenal dengan landscape-nya yang berbukit-bukit dan bangunan-bangunan tua yang indah khas Eropa.

Film AAC 2 berhasil memperlihatkan keindahan Edinburgh sekaligus keragaman budaya kota, termasuk para seniman jalanan yang memang bisa dengan mudah ditemui di pusat kota. 

SUSAH SINYAL. Keindahan Sumba memang tidak ada duanya. Foto screenshot dari Youtube/Starvision Plus

Sementara keindahan Sumba memang tidak perlu diragukan lagi. Menariknya, Susah Sinyal berhasil memperlihatkan beragam landscape penting di NTT, mulai dari pantai yang elok, air terjun yang sangat jernih, serta lanskap savana yang menawan.

Saat menyaksikan kedua film ini, dijamin para mata para penonton akan terasa dimanjakan!

“Pertarungan” film akhir tahun 2017 yang paling dinanti

AAC 2 dan Susah Sinyal sama-sama menarik untuk disaksikan. AAC 2 menawarkan lanjutan kisah cinta Fahri yang menggantung sejak hampir 10 tahun lalu. Sementara Susah Sinyal akan menjadi tontonan menghibur yang bermanfaat untuk ditonton bagi keluarga (di atas 13 tahun).

Kedua film berpotensi untuk menjadi box office di akhir tahun ini, meskipun memang tidak dapat dipungkiri bahwa animo masyarakat untuk AAC 2 memang lebih besar. Bahkan penjualan tiket sudah dimulai sejak 1 Desember lalu di beberapa bioskop tanah air.

Namun Susah Sinyal juga dapat kembali mengejutkan seperti CTS yang tahun lalu tak disangka-sangka berhasil meraih lebih dari 2,6 juta penonton. 

Siapa yang akan memenangkan “pertarungan” ini? Kita lihat bagaimana hasilnya setelah AAC 2 dan Susah Sinyal sama-sama dirilis hari ini.

Tetapi tentu saja tidak ada salahnya jika menonton kedua film ini demi memajukan film Indonesia. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!