Drawing Piala Dunia 2018: Prancis-Jerman aman, Argentina dalam bahaya

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Drawing Piala Dunia 2018: Prancis-Jerman aman, Argentina dalam bahaya
Tim-tim Amerika Latin harus sadar bahwa tanah Rusia bukanlah rumah mereka

JAKARTA, Indonesia — Undian grup Piala Dunia Rusia 2018 sudah digelar di Kremlin, Rusia, Jumat waktu setempat. Tim-tim sudah mulai mengutak-atik peluang ke babak selanjutnya.

Tak terkecuali para unggulan. Meski mereka diprediksi bakal lolos mudah, namun Piala Dunia selalu memberi kejutan-kejutan besar. Seperti juara bertahan atau tim unggulan tradisional yang bahkan tak bisa lolos dari grup.

Bagaimana pertarungan di setiap grup kali ini? 

 

Grup A: Uruguay berjaya, Rusia dan Mesir berebut slot kedua

Grup pertama ini memang diperkuat tuan rumah Rusia. Tapi, tim beruang merah tetap bakal kesulitan dengan tim seperti Uruguay dan Mesir. Arab Saudi memang tim terlemah di grup A dan Rusia beruntung menghadapi mereka di laga pembuka. Uruguay kemungkinan besar bakal melenggang mudah. 

Peluang Rusia tinggal bergantung persaingannya dengan Mesir. Dengan persiapan yang jauh lebih baik daripada tim Benua Afrika tersebut, Rusia boleh berharap umurnya di Piala Dunia lebih panjang.  

Grup B: Portugal tak ingin gagal, Spanyol bisa kembali konyol

Melihat anggota grup B, Spanyol dan Portugal langsung diprediksi lolos ke babak selanjutnya. Namun, masalahnya tak sesimpel itu. Masih ada Iran dan Maroko, dua nama yang menjadi langganan Piala Dunia di kawasannya masing-masing.

Portugal jelas tak ingin bermain aman dengan Spanyol dengan mencari hasil seri. Sebab, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan datang ke Rusia dengan status berbeda: juara Euro 2016.  

Ronaldo yang mulai memasuki usia senja pemain sepak bola jelas lebih ngotot. Dia ingin memberi impact terbaik sepanjang kariernya di Seleccao setelah mengantarkan mereka juara Euro 2016.

Sebaliknya, meski pernah begitu mendominasi percaturan internasional, Spanyol sudah kehilangan pamor dan gengsinya. Di edisi Piala Dunia terakhir, mereka bahkan tak lolos fase grup. Padahal, mereka adalah juara bertahan.

Situasi ini bisa dimanfaatkan Iran dan Maroko yang bisa memperpanjang masa tinggal di Rusia jika mampu merebut slot runner up 

Grup C: Prancis di zona nyaman 

Salah satu favorit juara, Prancis, boleh gembira dengan hasil drawing kali ini. Mereka satu grup dengan Peru, Denmark, dan Australia. Tanpa pertarungan ketat di ronde pertama Piala Dunia, mereka bisa menyimpan tenaga untuk babak selanjutnya. 

Tidak bertemu tim-tim besar membuat pasukan Didier Deschamps bisa menjauh dari risiko cedera dan akumulasi kartu. Dia juga bisa memainkan para pelapis sembari mengintip performa favorit juara lainnya. 

Kenapa bisa demikian? Peru bukan lawan sepadan Prancis. Entah sudah berapa dekade mereka baru lolos kembali di ajang empat tahunan ini. Begitu juga Denmark yang kini cuma seram julukannya saja daripada line-up-nya. Tim Dinamit sudah kehilangan daya ledaknya sejak era Laudrup bersaudara berakhir. 

Australia? Sejak hari pertama Piala Dunia digelar mereka tak hendak mengusik Prancis. Langsung fokus pada Denmark. Satu-satunya tim yang bisa menghalangi mereka merebut slot runner up

Grup D: Tak ada Tango untuk Argentina 

Argentina tak bisa bersantai dengan hasil undian pembagian grup. Mereka tak bisa dengan gampang melenggang ke babak kedua. Tim Tango sudah harus langsung berhadapan dengan para pekerja keras di grupnya.

Ada Nigeria yang tangguh dan punya sejarah juga di Piala Dunia. Begitu juga Kroasia yang tak berhenti melahirkan talenta untuk klub-klub besar Eropa. 

Tak cukup sampai di situ, Islandia juga enggan menjadi tim lumbung gol. Kejutan di Euro 2016 lalu yang bakal terus berlanjut. Piala Dunia 2018 adalah arena yang tepat karena inilah kali pertama negeri berpenduduk 300 ribuan itu lolos ke pesta sepak bola dunia ini. 

Hasil undian yang tak menguntungkan bagi Argentina itu masih ditambah dengan situasi Messidependencia yang tak kunjung ada solusinya. Praktis, grup D adalah grup neraka di ajang kali ini.

Status Argentina sebagai salah satu favorit juara sekaligus finalis Copa America dan Piala Dunia 2014 bisa sama sekali tak berarti. 

Grup E: Mencari pendamping Brasil 

Setelah bencana besar di Piala Dunia 2014, Brasil boleh punya mimpi besar: comeback stronger. Hasil undian cukup memberi jalan. Berada dalam satu grup dengan Swiss, Kosta Rika, dan Serbia membuat Selecao bisa melaju dengan mulus. 

Memang, kondisinya tak senyaman Prancis di grup C. Tapi, Swiss, Kosta Rika, dan Serbia memiliki potongan sebagai tim kelas dua. Brasil boleh menepuk dada bahwa mereka tak ada tandingannya di grup E ini. 

Karena itu, serunya kompetisi bukan pada siapa juara grup. Tapi siapa yang akan mendampingi sang jawara lima Piala Dunia tersebut. Blunder dan bencana buat Brasil tak bakal terjadi di fase grup. Pembantaian besar di kampung halamannya sendiri tiga tahun lalu membuat mereka bakal lebih agresif. 

Dan korban di awal-awal tentu tiga tim di grup E ini. Sebelum akhirnya mereka berhadapan dengan favorit juara lainnya. Di mana bencana di Estadio Mineirao empat tahun lalu bisa kembali terulang kali ini. 

Grup F: Juara bertahan tanpa tantangan

Tim yang paling siap menghadapi Piala Dunia 2018 harus diakui adalah sang juara bertahan Jerman. Mentalitas mereka jauh berbeda dibanding para juara bertahan lainnya dalam sejarah Piala Dunia.

Alih-alih nyaman dengan idiom never change the winning team, Jerman justru keep changing. Wajah-wajah baru justru semakin bermunculan dan Joachim Loew tak lantas berhenti dengan eksperimennya.

Situasi inilah yang membedakan mereka dengan Spanyol saat juara pada 2010 dan turun di 2014 dengan skuat yang hampir sama, tim yang menua, dengan hampir tak ada sedikit pun dahaga tahta. Juga berbeda jauh dibanding dengan Italia saat juara pada 2006 dan hancur lebur di edisi 2010.

Meksiko, Swedia, dan Korea Selatan tinggal menyelesaikan urusan di antara mereka untuk memperebutkan posisi kedua. Meksiko jelas di atas angin mengingat sejarah mereka di Piala Dunia jauh lebih baik dibanding Swedia dan—apalagi—Korea Selatan.

Masalahnya, ini tanah Eropa, Bung!  

Grup G: Generasi emas yang malas

Sudah hampir sejak lima tahun yang lalu Belgia disebut memiliki generasi emas. Para pemain usia muda yang menjadi tulang punggung tim-tim besar Eropa. Masalahnya, hingga “ujian” pertama di Euro 2016 lalu—di mana mereka sempat disebut sebagai favorit juara—tak ada pembuktian apa-apa.

Memang, finis sebagai perempat finalis Euro 2016 sudah merupakan capaian yang bagus mengingat sejarah Belgia di sepak bola. Namun, dengan pemain sekaliber Eden Hazard, Romelu Lukaku, Thibaut Courtois hingga Toby Alderweireld, delapan besar jauh dari ekspektasi.

Apalagi mereka kalah dari Wales yang sempat dianggap tak akan bisa lebih jauh dari 16 besar—plus hanya mengandalkan pemain itu-itu saja.  

Karena itu, di Piala Dunia ini, tak usah memberi mereka beban ekspektasi apa-apa. Sebab, ujung-ujungnya, talenta yang menjanjikan dan digadang-gadang berjaya itu bakal flop. Para pemain muda itu seperti tak memiliki dahaga juara sama sekali. Setali tiga uang dengan rekan mereka di grup G, Inggris. 

Untungnya, dua tim yang nyaman dengan dirinya sendiri itu tak banyak mendapat tantangan berarti. Di grup G, mereka cuma harus bersama-sama lolos dari Panama dan Tunisia. Mereka bakal lolos dengan mudah sambil menunggu dikalahkan tim besar di babak 16 besar.

Terutama untuk Inggris yang selalu apes di ajang empat tahunan ini.  

Grup H: Persaingan merata untungkan Kolombia

Jika grup D adalah grup neraka, lantas apa sebutan untuk grup H? Apakah ini grup surga? Tidak seperti grup yang didiami Argentina dengan banyak tim-tim yang berpeluang besar itu, grup H justru persaingan sangat merata.

Polandia memang masuk salah satu dari delapan tim unggulan. Tapi mereka bukan negara “darah biru”. Yakni negara yang punya sejarah sebagai jawara Piala Dunia. Patut diingat, gelar juara Piala Dunia tak pernah lepas dari delapan negara. 

Dan sejak edisi 1998 yang dimenangi Prancis, tak pernah ada lagi juara baru. Setelah 20 tahun berselang, Polandia masih jauh dari kemungkinan menjadi sang juara baru itu. 

Karena itu, meski status resminya sebagai tim unggulan (karena faktor peringkat dunia), Polandia tak bisa dengan mudah disebut sebagai calon juara grup. Pesaing utama justru datang dari Kolombia. Tim yang secara tradisional langganan runner up grup.

Peluang mereka menjadi juara grup akhirnya datang di edisi Piala Dunia kali ini. Mereka tak mungkin akan menyia-nyiakannya. Dua tim lainnya, Senegal dan Jepang, juga tak bisa dianggap enteng. Justru karena tak ada tim yang dominan, keduanya punya kans sama besar.—Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!