Piala Dunia 2018: Hasil lengkap penyisihan grup D

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Piala Dunia 2018: Hasil lengkap penyisihan grup D
Grup D dihuni Argentina, Islandia, Kroasia, dan Nigeria

JAKARTA, Indonesia — Kompetisi sepak bola terbesar Piala Dunia 2018 telah resmi dimulai. Sebanyak 32 negara peserta memulai turnamen dengan melalui babak penyisihan grup.

Argentina dan Islandia bertemu dan membuka pertandingan grup D pada Sabtu, 16 Juni, pukul 20:00. Sementara Kroasia dan Nigeria bertemu pada Minggu, 17 Juni, pukul 02:00 dini hari WIB (Sabtu waktu setempat).

Siapa yang akan lolos ke babak 16 besar? Berikut hasil lengkap pertandingan penyisihan grup D.

Rabu, 27 Juni

Islandia vs Kroasia

Hasil akhir: 1-2

Jalannya pertandingan:

BLOK. Luka Modric dari Kroasia berusaha memblok bola dari Johann Gudmundsson dari Islandia. Foto dari FIFA.com

Kroasia menutup laga babak penyisihan Grup D dengan sempurna. Untuk kali ketiga mereka sukses mengamankan tiga angka. Kali ini yang menjadi korban adalah Islandia.

Islandia kalah 1-2 dan harus mengakui kehebatan Kroasia saat keduanya bertanding di Rostov Arena, Rabu, 27 Juni dini hari WIB. 

Dua gol Kroasia masing-masing dibukukan oleh Milan Badelj pada menit ke-14 dan Ivan Perisic pada menit-menit akhir pertandingan. Adapun gol balasan Islandia tercipta pada menit ke-76 lewat tendangan penalti yang tak disia-siakan oleh Gylfi Sigurdsson. 

Sebelumnya, Kroasia mengalahkan Argentina tiga gol tanpa balas dan menang 2-0 atas Nigeria. Mengantungi poin sembilan, Kroasia memimpin klasemen dengan rekor sempurna.

Selanjutnya, di babak 16 besar, Perisic dan kawan-kawan ditantang runner up Grup C, Denmark. Rencananya, duel hidup mati itu akan dilangsungkan di di Nizhny Novgorod Stadium, Nizhny Novgorod, 1 Juli.

Nigeria vs Argentina

Hasil akhir: 1-2

Jalannya pertandingan:

GOL. Lionel Messi membukukan satu gol di laga Argentina melawan Nigeria yang berujung kemenangan Argentina. Foto dari FIFA.com

Argentina belum kiamat. Kemenangan dramatis atas Nigeria menjaga asa Lionel Messi dan kawan-kawan untuk memenangkan Piala Dunia 2018. Apa yang diraih La Albiceleste di Saint Petersburg Stadium, Rabu, 27 Juni dini hari WIB sungguh membahagiakan fans, terlebih rakyat Argentina.

Argentina berada di ujung tanduk, terancam tersisih, menyusul hasil jeblok pada dua laga sebelumnya. Ditahan imbang 1-1 oleh Islandia dan dipermak Kroasia tiga gol tanpa balas. 

Hanya ada satu jalan, Argentina harus bisa mengalahkan Nigeria yang juga mengincar babak 16 besar. Target Argentina akhirnya tercapai, walau harus menang dengan susah payah.

Messi memecah kebuntuan pada menit ke-14. La Pulga memaksa Francis Uzoho, kiper Nigeria, memungut bola dari gawangnya, memaksimalkan umpan lambung Ever Banega dari tengah lapangan. 

Sial bagi Argentina, skor 1-1 cuma bertahan hingga menit ke-51. Nigeria berhasil menyamakan kedudukan setelah eksekutor mereka, Victor Moses, mengeksekusi tendangan penalti dengan apik. 

Argentina diganjar tendangan 12 pas, menyusul pelanggaran yang dilakukan Javier Mascherano terhadap Leon Balogun di kotak terlarang. 

Beruntung, Argentina mampu kembali memimpin sekaligus mengunci kemenangan berkat gol penentu yang berhasil diceploskan oleh Marcos Rojo pada menit ke-86 atau hanya beberapa saat sebelum pertandingan usai. 

Di babak 16 besar, Messi cs. ditunggu Prancis, juara Grup C. Duel fase knock-out itu akan dihelat di Kazan Arena, Kazan, 30 Juni.

Jumat, 22 Juni

Nigeria vs Islandia

Hasil akhir: 2-0

Jalannya pertandingan:

Dua gol dari Ahmed Musa membawa kemenangan untuk Nigeria. Foto dari Twitter/FIFAWorldCup

Nigeria berpeluang lolos ke babak 16 besar. Kemenangan 2-0 atas Islandia dalam laga kedua penyisihan Grup D Piala Dunia 2018 di Volgograd Arena, Jumat (22/6) malam WIB, Elang Super hanya membutuhkan hasil imbang saat jumpa Argentina pada 27 Juni nanti.

Rakyat Nigeria harus berterima kasih kepada Ahmed Musa. Berkat penyerang berusia 25 tahun itulah skuat asuhan Gernot Rohr bisa meraup angka penuh di laga krusial. 

Lebih dominan dalam penguasaan bola (54 persen), Nigeria memecah kebuntuan pada menit ke-49. Umpan silang Victor Moses disambut Ahmed Musa dengan tendangan voli. Bola meluncur deras dan menggetarkan gawang Islandia yang dikawal oleh Hannes Halldorsson. 

Islandia yang sebelumnya sukses menahan imbang Argentina, 1-1, mencoba mengejar ketinggalan namun malah kembali kecolongan pada menit ke-75. Untuk kali kedua, Ahmed Musa mampu memperdaya Hannes Halldorsson lewat aksi individu. 

Pada menit ke-83, wasit Matthew Conger (New Zealand) menghukum Nigeria dengan tendangan penalti. Sial, kesempatan baik itu tak bisa dimanfaatkan oleh Gylfi Sigurdsson. Bola melambung di atas mistar Francis Uzuho. Dan skor dua gol tanpa balas bertahan hingga laga usai. 

Nigeria yang mengantongi tiga poin berada di posisi kedua. Kroasia di puncak klasemen dengan torehan enam poin. Nigeria selanjutnya bentrok versus Argentina dan mereka hanya butuh hasil imbang untuk melangkah ke babak selanjutnya. 

Argentina vs Kroasia

Hasil akhir: 0-3

Jalannya pertandingan:

GOL KETIGA. Ivan Rakitic (Kroasia) mencetak gol ketiga melewati kiper Argentina Wilfredo Caballero di pertandingan grup D, Jumat, 22 Juni. Foto dari FIFA.com

Argentina dipermak Kroasia saat keduanya melakoni laga kedua penyisihan Grup D Piala Dunia 2018 di Stadion Nizhny Novgorod, Jumat, 22 Juni dini hari WIB. Kekalahan ini membuat Lionel Messi dan kawan-kawan terancam tersisih, pulang lebih cepat dari Rusia.

Gawang Argentina yang dikawal Wilfredo Caballero diberondong tiga gol. Kroasia yang tampil cemerlang membuka keungulan pada menit ke-53 lewat aksi Ante Rebic. Gol berawal dari kesalahan Caballero yang kurang hati-hati mengembalikan umpan Gabriel Mercado. Bola malah  mengarah ke kaki Ante Rebic dan winger berusia 24 tahun itu langsung melepaskan tembakan jitu. Gol!

Setelah blunder Caballero yang berujung petaka, Argentina yang dikomandoi Lionel Messi terus menggempur Kroasia. Pelatih Jorge Sampaoli bahkan melakukan pergantian dengan memasukkan dua bomber dengan harapan bisa menambah daya gedor La Albiceleste yakni Gonzalo Higuain pada menit ke-54 dan Paulo Dybala menit 68. Higuain menggantikan Sergio Aguero, Dybala menggantikan Enzo Perez.

Akan tetapi, masuknya keduanya pemain Juventus itu tak juga mendatangkan tuah. Kroasia yang terus didikte dari semua lini malah mampu menambah dua gol, menit 80 serta menit ke-90+2. Kedua tambahan gol pasukan Zlatko Dalic diceploskan dengan sangat brilian oleh Luka Modric dan Ivan Rakitic. 

Skor 3-0 bertahan hingga laga usai. Dan Maradona, legenda Argentina, serta ribuan fans setia yang menyaksikan langsung duel yang dipimpin wasit Ravshan Irmatov (Uzbekistan) tak habis pikir dengan kekalahan tim kesayangan. Begitu mudahnya Argentina dikalahkan, tim yang justru masuk nominasi memenangkan Piala Dunia 2018.

Sebelumnya, Messi dan kawan-kawan juga tampil mengecewakan. Hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan tim yang tak diunggulkan, Islandia. Messi bahkan gagal mengeksekusi tendangan penalti. 

Kekalahan ini membuat juara Piala Dunia 1978 dan 1986 berada di ujung tanduk. Jika ingin lolos ke babak 16 besar, maka tak ada pilihan Argentina harus bisa menang besar versus Nigeria pada 26 Juni. 

Kroasia sendiri jemawa di puncak klasemen sementara dengan tabungan enam poin. Itu berarti tim berjuluk Vatreni sudah menggenggam satu tiket ke babak selanjutnya.

Minggu, 17 Juni 

Kroasia vs Nigeria

Hasil akhir: 2-0

Jalannya pertandingan:

PEMIMPIN. Donasi tiga angka menempatkan Kroasia di puncak klasemen sementara grup D. Foto dari FIFA.com

Gol bunuh diri dan penalti mewarnai duel Kroasia vs Nigeria. Tampil sebagai pemenang, Kroasia meninggalkan Stadion Kalinigrad dengan riang gembira.

Kemenangan 2-0 pada Minggu, 17 Juni dini hari WIB menjadi modal krusial bagi Kroasia guna melakoni laga selanjutnya di babak penyisihan Grup D Piala Dunia 2018. Nigeria sendiri harus berjuang lebih keras, jika tak ingin angkat koper lebih awal.

Kroasia yang memang lebih diunggulkan, unggul 1-0 sejak menit ke-32 lantaran gol bunuh diri pemain Nigeria, Oghenekaro Etebo. Petaka di gawang Francis Uzoho berawal dari sundulan penyerang Kroasia, Mario Mandzukic. Pantulan bola mengenai  Etebo dan si kulit bundar masuk ke gawang sendiri. 

Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.

Kroasia sama sekali mengundurkan tekanan. Diperkuat sederet pemain bintang yang bermain di sejumlah klub beken Eropa, Vatreni mengepung Nigeria dari semua lini. Hasilnya, satu gol tambahah tercipta pada menit ke-72. 

Adalah Luka Modric yang sukses menambah gol menjadi 2-0 sekaligus mengunci kemenangan tim asuhan Zlatko Dalic yang menerapkan skema 4-2-3-1. 

Modric (Real Madrid) mengeksekusi tendangan penalti dengan sempurna. Gelandang pekerja keras berusia 32 tahun itu memperdaya Francis Uzoho.  

Hukuman penalti sebenarnya tak perlu diberikan wasit Sandro Ricci (Brasil), bila saja Mario Mandzukic (Juventus) tak dilanggar di kotak penalti. 

Nigeria sama sekali tak mampu mengejar ketinggalan, kendati telah berupaya sekuat tenaga. Super Eagles di bawah arahan Gernot Rhor harus mengakui kemenangan Kroasia. 

Donasi tiga angka menempatkan Kroasia di puncak klasemen sementara. Kroasia mengungguli tim unggulan Argentina yang sebelumnya hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Islandia.

Sabtu, 16 Juni

Argentina vs Islandia

Hasil akhir: 1-1

Jalannya pertandingan: 

DIKEPUNG. Gylfi Sigurdsson dan Aron Gunnarsson (Iceland) mengepung Lionel Messi (Argentina) di pertandingan perdana grup D, Sabtu, 16 Juni. Foto dari FIFA.com

Disaksikan sang legenda, Diego Maradona, Argentina gagal memaksimalkan duel perdana Penyisihan Grup D Piala Dunia 2018. Dijagokan, Argentina justru tampil mengecewakan. Albiceleste dipaksa bermain imbang oleh tim yang sama sekali tak diunggulkan, Islandia. Duel yang dihelat di Otkrytiye Arena, Sabtu, 16 Juni malam WIB berakhir imbang 1-1.

Argentina sejatinya punya peluang besar mengamankan tiga angka, jika saja Lionel Messi tak menyia-nyiakan peluang emas yang didapatnya pada menit 64. Betapa tidak, Messi, megabintang kepunyaan raksasa Spanyol, Barcelona, peraih lima Ballon d’Or gagal mengeksekusi tendangan penalti. Arah bola yang disepak La Pulga dengan kaki kiri bisa ditebak dengan baik oleh Hannes Thor Halldorsson, kiper Islandia. 

Argentina yang menurunkan semua pemain terbaiknya, dengan penguasaan bola 72 persen, sudah unggul lebih dulu lewat gol cepat Sergio Aguero pada menit ke-19. 

Islandia yang mengandalkan serangan balik berhasil menyamakan skor lewat kaki Alfred Finnbogason, empat menit kemudian. Skor sama kuat bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, Argentina kembali mengendalikan permainan. Dari pinggir lapangan, Jorge Sampaoli, juru racik, terus memberikan instruksi.

Juara dua kali Piala Dunia, 1978 dan 1986, berada di ambang kemenangan setelah wasit Szymon Marciniak asal Polandia menghukum Islandia dengan tendangan penalti menyusul pelanggaran terhadap Messi di kotak keramat. Sayang sekali, Messi tak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. 

Kegagalan tersebut tak membuat para penggawa Albiceleste mengendurkan tekanan. Sebaliknya serangan kian menjadi-jadi. Sampaoli bahkan menambah daya gedor timnya dengan memasukkan sejumlah pemain pengganti, termasuk striker kawakan Gonzalo Higuain. 

Ketatnya lini belakang Islandia serta penampilan gemilang Hannes Thor Halldorsson di bawah mistar memaksa seluruh pemain Argentina mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya. Akan tetapi, tak satupun peluang yang mereka ciptakan berbuah gol. Sedikitnya, Argentina melepaskan 19 tembakan ke arah gawang Islandia.

Hingga akhirnya, Messi dan kawan-kawan harus menerima kegetiran di ujung laga sebab tak bisa mengalahkan tim yang justru sama sekali tak begitu diunggulkan. Skor sama kuat 1-1 bertahan hingga duel menegangkan usai.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!