Berita hari ini: Sabtu, 10 Desember 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Sabtu, 10 Desember 2016
Rangkuman berita yang tidak boleh Anda lewatkan

Halo pembaca Rappler,

Pantau terus laman ini untuk memperbarui berita terbaru pilihan redaksi Rappler Indonesia pada Sabtu, 10 Desember 2016.

Hukuman mati jadi isu terbesar HAM yang disorot media sepanjang 2016

Perdebatan mengenai pelaksanaan hukuman mati menjadi isu terbesar Hak Asasi Manusia (HAM) yang disorot oleh media sepanjang tahun 2016. Hal itu merupakan analisis dari Indonesia Indicator (I2), perusahaan di bidang intelijen media, analisis data dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence).

“Pemberitaan polemik hukuman mati mencapai 20 persen dari ekspose isu HAM di media atau sekitar 5.152 pemberitaan. Dominasi isu hukuman mati ini masih belum bergeser sejak tahun 2015. Hukuman mati disorot sebagai persoalan HAM mengingat hukuman mati langsung menyentuh pada jantung hak paling mendasar dari manusia yaitu hak hidup,” ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang pada acara “Paparan HAM Dalam Sorot Media”

Menguatnya ekspos hukuman mati mencapai puncaknya pada momentum kasus Freddy Budiman. Berbagai pihak pendukung HAM, kata dia, mendorong agar pemerintah mengkaji ulang penerapan sistem hukuman mati hingga menyuarakan moratorium.

Di posisi kedua isu yang paling banyak dibicarakan yakni isu HAM yakni mencaapi 17 persen atau 4.448 berita. Selengkapnya baca di sini.

 Polisi tangkap 3 terduga teroris di Bintara

GARIS POLISI. Ilustrasi polisi memasang garis di sebuah rumah untuk mensterilkan dari jangkauan publik. Foto oleh ANTARA

Polisi menggrebek sebuah rumah yang berada di Bintara Jaya, Bekasi, Jawa Barat. Di rumah itu aparat keamanan berhasil mengamankan 3 orang terduga teroris dan satu bom aktif.

Mereka juga menemukan surat wasiat dari seorang perempuan yang ikut ditangkap.

“Di situ ada surat wasiat bahwa perempuan berinisial DYN siap melakukan amaliyah. Dia ‘calon’ pengantin,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono ketika memberikan keterangan.

Ketiga orang yang ditangkap oleh polisi yaitu NS, AS dan DYN. Istilah calon pengantin yang dimaksud yakni orang yang akan meledakan diri dengan bom. Mereka menyebutnya sebagai aksi bentuk amaliyah. Selengkapnya baca di sini.

 Ada nama Ahok dalam UAS SMP Muhammadiyah di Purbalingga

UJIAN NASIONAL. Ilustrasi para siswa tengah mengerjakan ujian sekolah. Foto oleh M. Agung Rajasa/ANTARA

Wakil Ketua Majelis Dikdasmen Muhamadiyah, Sugiman menjelaskan mengapa mengenai nama Ahok tiba-tiba masuk dalam Ujian Akhir Sekolah mata pelajaran tarikh atau sejarah perkembangan Islam di SMP Muhammadiyah Purbalingga, Jawa Tengah. Menurutnya, mata pelajaran yang diujikan itu adalah mata pelajaran khusus yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah, sehingga tidak ada hubungannya dengan Dinas Pendidikan.

Lagipula, masalah tersebut dianggap sudah selesai dan guru yang membuat soal itu telah meminta maaf dengan membuat surat pernyataan di atas materai. Sang guru mengaku bersalah dan berjanji tidak akan mengulanginya.

“Saat rapat penyusunan soal materi, kami juga sudah memberikan penekanan agar tidak boleh ada soal yang berbau politik dan kami sudah memberikan rambu-rambu itu,” kata Sugiman.

Tetapi, untuk penyusunan soal, seluruhnya disusun oleh guru yang bertugas di masing-masing sekolah. Sang guru yang bernama Jumanto, ternyata tidak hadir ketika digelar rapat mengenai rambu-rambu penyusunan soal.

“Yang datang guru lain, tapi dia (Jumanto) yang menyusun (soalnya),” kata dia lagi.

Sugiman juga mengakui memang ada kelemahan dari pihak Majelis Dikdasmen sehingga tidak mengedit terlebih dahulu soal ujian yang telah disusun oleh guru.

Dalam UAS mata pelajaran tarikh bagi siswa kelas IX SMP Muhammadiyah muncul soal yang membawa isu penistaan agama. Pertanyaan itu berbunyi:

“Siapakah nama calon gubernur Jakarta yang melecehkan Al-Quran saat ini..

a. Paijo                  b. Ahik       c. Ken Ahok           d. Basuki Candra (Ahok)

Selengkapnya baca di sini.

Lebih dari 23 ribu kendaraan menuju Bogor selama long weekend

ANTREAN KENDARAAN. Kendaraan roda empat antre di tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat, 9 Desember.

PT Jasa Marga melaporkan ada lonjakan kendaraan yang cukup drastis dari ibukota menuju ke Bogor sejak Jumat malam. Hal ini lantaran long weekend yang akan berakhir Senin, 12 Desember.

“Volume lalu lintas arah Bogor ada sebanyak 23.474 kendaraan. Artinya, ada peningkatan 107,94 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Kepala Humas PT Jasa Marga, Dwimawan Heru melalui keterangan tertulisnya.

Jumlah kendaraan ini diperoleh setelah dilakukan kendaraan yang masuk melalui Gerbang Tol Cibubur. Untuk melayani pengguna tol tersebut ada sebanyak 13 gardu tol otomatis (GTO) yang digunakan dengan rincian 7 buah GTO single dan 6 buah GTO multi.

“Antrean gerbang mencapai lebih dari 10 kendaraan pada pukul 00:00 WIB. Petugas Jemput Kendaraan (JKR) yang disiapkan ada 6 orang,” kata Heru. Selengkapnya baca di sini.

KontraS: Pemerintahan Jokowi masih rapuh dalam penegakkan HAM

KOMNAS HAM. Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menko Polhukam Wiranto (keempat kanan), Menkum HAM Yassona Laoly (kedua kanan), Mensesneg Pratikno (kanan) berdialog dengan Ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat (kiri) bersama jajaran komisioner KomnasHAM serta Panitia Seleksi (Pansel) KomnasHAM di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat malam, 9 Desember. Foto oleh Yudhi Mahatma/ANTARA

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar menilai pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo masih lemah dalam hal penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). Mantan Gubernur DKI itu lebih banyak berhasil di sektor pembangunan infrastruktur.

“Presiden banyak mengaku keberhasilannya di sektor pembangunan infrastruktur termasuk kesehatan dan pendidikan. Namun, dia rapuh dan tidak memiliki ide ketika berhadapan dengan dinamika keamanan dan penegakan HAM,” ujar Haris di Kantor KontraS.

Kelemahan itu, kata Haris sudah terlihat ketika Jokowi mengangkat individu-individu yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran HAM seperti Wiranto dan Ryamizard Ryacudu.

Sementara, baru-baru ini Jokowi juga tidak memberikan pernyataan ketika Hartomo diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS). Dari catatan KontraS, Hartomo telah dipecat dari kemiliteran karena terlibat dalam kasus pembunuhan Theys Eluay. Selengkapnya baca di sini. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!