Berita hari ini: Senin, 22 Mei 2017

Hallo pembaca Rappler!

Pantau terus laman ini untuk memperbarui berita terbaru pilihan redaksi Rappler Indonesia pada Senin, 22 Mei 2017.

Ekspansi bisnis, Malindo Air ganti nama menjadi Batik Malaysia

Maskapai Malaysia Malindo Air akan berganti nama menjadi Batik Malaysia mulai semester 2017 mendatang. Ini merupakan bagian dari langkah ekspansi bisnis sekaligus memperluas jaringan Lion Group.

Pendiri Lion Group sekaligus Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Malaysia, Rusdi Kirana mengatakan pergantian nama agar operasi maskapai menjadi lebih terintegrasi.

“Supaya dia integrated. Sekarang kan Malindo terbang dari Kuala Lumpur – Bali – Brisbane. Nah, kalau namanya Malindo ketika dia terbang dari Jakarta, maka paketnya susah. Tapi, kalau namanya sama, ketika konsumen buka situs nanti penerbangannya bisa terintegrasi,” ujar Rusdi yang baru dilantik oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada pekan lalu.

Dia mengatakan walaupun ada perubahan nama, tetapi manajemennya tetap sama. Hanya saja namanya diubah dan tetap berpusat di Malaysia. Tujuannya untuk mempermudah operasi penerbangan, terutama penerbangan internasional. Selengkapnya baca di sini.

Hizbut Tahrir Indonesia klaim akan dibela oleh 1.000 pengacara

Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto mengatakan organisasi tempatnya bernaung serius dalam menentang keputusan pembubaran dari pemerintah. Malah, rencananya akan ada 1.000 advokat yang bersedia membela organisasi yang dibentuk setelah tahun 1998 lalu.

Ribuan advokat itu akan dikoordinir oleh pakar hukum Yusril Ihza Mahendra.

“Besok di Ihza&Ihza Lawfirm di Kota Casablanka akan digelar konferensi pers kuasa hukum tim pembela HTI,” ujar Ismail di kantor Maarif Institute.

Ribuan advokat yang bersedia membela HTI datang bukan hanya dari Jakarta, tetapi juga dari daerah. Dua nama yang di antaranya memastikan bergabung adalah Achmad Michdan dan Munarman. Nama yang terakhir disebut cukup menarik, karena dia sendiri tengah tersangkut kasus hukum di Polda Bali akibat telah memfitnah pecalang. Bahkan, statusnya sudah menjadi tersangka. Selengkapnya baca di sini.

Istana: Jokowi temui Setya Novanto menyangkut hubungan kerja bukan kasus e-KTP

Juru bicara kepresidenan Johan Budi membantah Presiden Joko “Jokowi” Widodo bertemu dengan Setya Novanto di Istana untuk membahas dugaan keterlibatannya dalam kasus mega korupsi proyek KTP Elektronik. Isu yang dibahas keduanya hanya menyangkut pekerjaan terbatas dalam hubungan antara Presiden dan Ketua DPR.

“Presiden kan juga tidak bisa intervensi KPK dan tidak mau. KPK kan (lembaga) independen. Jadi, saya kira analisa yang menyebut hal itu tidak benar,” kata Johan yang ditemui di Istana Bogor.

Analisa itu disampaikan oleh salah satu kader muda Partai Golkar Ahmad Dolly Kurnia. Dia menyebut beberapa kali Setya bertemu dengan Jokowi untuk meminta perlindungan agar tidak ikut dijadikan tersangka dalam kasus korupsi proyek KTP Elektronik.

Dalam beberapa kali persidangan, sebagian besar saksi menyatakan proyek dengan anggaran Rp 5,9 triliun ikut diawasi oleh Setya agar gol. Karena memiliki kedekatan dengan Setya pula, maka makelar proyek bernama Andi Agustinus bisa diberikan peran untuk mengatur proyek tersebut.

Dolly juga menyebut sejak dipimpin oleh Setya, partai berlambang beringin itu Partai Golkar seolah memiliki beban yang berat. Dia mengatakan saat ini internal partai terlihat panik menghadapi berbagai isu yang menimpa ketuanya.

MUI prihatin terhadap pesta seks gay di ruko Kelapa Gading

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Zainut Sa’adi mengaku prihatin atas pesta kaum homoseksual di suatu ruko di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dia mengatakan pesta bertajuk The Wild One itu mengkhawatirkan.

“Masalah homoseksual ini sudah sangat mengkhawatirkan, dari jumlah yang berhasil diamankan yaitu 141 orang. Ini jumlah yang sangat fantastis,” ujar Sa’adi di Jakarta.

Menurut dia, isu homoseksual tidak lagi bisa dianggap masalah sederhana, tetapi perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak. Apalagi aktivitas homoseksual sudah berkembang menjadi komoditas bisnis yang memiliki pangsa pasar dan jaringan yang rapi serta dikelola secara profesional.

Sehingga mereka membutuhkan penanganan yang serius, sistematis dan menggunakan teknik informatika yang memadai. Dengan begitu, setiap pihak berwenang tidak boleh kalah dengan para pelaku kejahatannya. Selengkapnya baca di sini. – Rappler.com